Travel Banjarmasin
Pemakai Cinderamata Berbentuk Peluru Ini Tak Boleh Menoleh ke Belakang, Kira-kira Maksudnya Apa ya?
menurut sejarahnya, kacamati ini dulu diyakini adalah tongkat milik satu di antara khulafaur rasyidin yang juga sepupu sekaligus menantu dari Nabi
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Mustain Khaitami
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Cinderamata yang satu ini mungkin agak aneh bentuknya, yaitu seperti peluru namun berbahan kayu.
Namanya Kacamati.
Bahannya dari kayu gaharu.
Ukurannya ada yang kecil, sedang hingga besar.
Di salah satu ujungnya diberi tali hitam yang berfungsi untuk diikatkan ke pinggang atau dikalungkan ke leher.
Di sekelilingnya diberi tulisan-tulisan rajah beraksara Arab.
Seorang penjualnya di Martapura, Kabupaten Banjar, Iwan mengatakan rangkaian huruf-huruf Arab tersebut memiliki arti tertentu.
“Bagi mereka yang bisa memahaminya, biasanya ada artinya. Ini ada fungsinya, untuk keselamatan diri,” sebutnya.
Memakainya pun tak boleh sembarangan karena ada tata cara khususnya.
Memakainya harus dimulai dengan mengucap basmalah, yaitu bismillahirrahmanirrahiim.

“Kacamati ini bisa dikalungkan, bisa juga diikat di pinggang. Kalau yang berukuran kecil biasanya dikalungkan. Yang besar-besar yang talinya lebih panjang biasanya diikatkan di pinggang,” tambahnya.
Kemudian, saat memakainya adalah ketika hendak keluar rumah.
Setelah mengucapkan basmalah, lalu kacamati dikalungkan atau diikat ke pinggang.
Kemudian, pemakainya dilarang menoleh ke belakang, kecuali jika sudah pulang ke rumah.
“Tujuannya supaya yakin saja. Kalau nggak yakin lalu menoleh-noleh ke belakang, biasanya kacamati sebagai penjaga keselamatan diri kita tidak akan berfungsi,” tuturnya.
