Anak Menteri Anis Ikut Kejar Pikacu Hingga Masjid
Menurut Anies, anaknya itu mencari boneka monster pikacu (pokemon) ke sejumlah tempat, salah satunya ke masjid.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Popularitas permainanan Pokemon Go di Indonesia menarik minat anak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, untuk bermain. Mikail Azizi, anak Anies Baswedan, bercerita kepada ayahnya mengenai permainan itu.
Sebagai seorang ayah, Anies, memperhatikan permainan anaknya itu."Ada, anak saya yang SMA," tutur Anies.
Menurut Anies, anaknya itu mencari boneka monster pikacu (pokemon) ke sejumlah tempat, salah satunya ke masjid. Anies mengaku tak memainkan permainan itu hanya melihat saja.
"Pagi-pagi, dia cerita. Tadi malam pergi mencari Pokemon di masjid dekat rumah. Malam-malam dia jalan ke masjid mencari Pokemon. Saya tidak main, lihat saja," kata dia.
Tidak hanya anak Menteri saja yang demam game Pokemon Go. Permainan itu juga membuat Ashari rela menempuh jarak ratusan kilometer untuk menuju Jakarta, tepatnya Monas, Jakarta Pusat.
Ditemui BPost di Monas, pria yang akrab dipanggil Ari ini mengaku berasal dari Bandung dan sejak Sabtu mengikuti pertemuan yang diadakan oleh beberapa komunitas Pokemon Go di Jakarta. Dia sengaja mendatangi Monas akhir pekan karena mendengar Monas menjadi salah satu tempat banyaknya pokemon.
"Kemarin sampai di Gambir, langsung nyari sampai Monas. Tapi di Gambir sedikit, pas hari ini datang lagi, itu di seputar Tugu lumayan banyak," ujar pria lulusan ITB jurusan biologi tersebut.
Dia mengakui kedatangannya ke Jakarta untuk mencari Pokemon.
"Mumpung libur, ya sekalian saja. Saya di sini sama saudara, baru balik Bandung besok sore," imbuhnya.
Ari juga penasaran dengan pertemuan komunitas yang ada di Jakarta. "Ya, sebenarnya ada urusan juga besok. Tapi saya dari kemarin sempat ikut gathering juga karena penasaran," ujarnya.
Dia mengakui selama hampir tiga jam di kawasan Monas, dia sudah mendapat 12 pokemon.
"Dari jam 09.00 di sini, tadi di dekat Tugu dapat lima lebih," ujarnya. Sejak 6 Juli 2016, Ari sudah memainkan permainan yang belum dirilis secara resmi di Indonesia.
"Sudah 190 pokemon yang tertangkap, kalau di Bandung banyaknya di Balai Kota," tutur warga Dago, Bandung tersebut.
Menurutnya, Monas menjadi tempat yang disebut Module. "Itu banyak Pokemonnya, jadi dalam tiga-lima menit kalau ramai orang ya bisa muncul lagi," jelasnya.
Dia mengaku menyukai Pokemon sudah dari kecil. "Makanya yang main itu rata-rata orang yang dewasa ya kira-kira di atas 20 tahun kan karena mereka kecilnya tahu Pokemon. Anak sekarang mana tahu Pokemon apaan," tukasnya. (gle/ike/jar/wly)
