Wah! Ada Sleeper Bus di Indonesia, Penumpangnya Tidur di Kasur
Sekilas, dari luar, kendaraan dengan panjang 14 meter, lebar 2,3 meter dan tinggi 4,2 meter itu tampak seperti bus antar kota antar provinsi (AKAP)

Sedikitnya penumpang harus membayar Rp 8 juta per hari. "Target kami memang kalangan menengah ke atas," jelas Jumiran.
Buka alas kaki
Meski demikian, tarif yang relatif lebih mahal itu diimbangi beberapa fasilitas lain, selain bisa tidur dengan sempurna dalam perjalanan.
Televisi yang ada di setiap bilik tempat tidur penumpang, sambungan jaringan internet nirkabel (WiFi), selimut, bantal, satu botol air mineral, dan satu kali jatah makan untuk setiap penumpang.
Selain itu cara menaiki bus ini agak berbeda. Jika pada bus lain penumpang dapat naik tanpa harus membuka alas kaki, hal itu tidak bisa dilakukan di Sleeper Bus.
"Penumpang harus melepas alas kaki agar karpet di dalam bus tidak cepat berbau. Kami berikan alas kaki khusus untuk naik ke bus," sebut Fajar Hari (24), kondektur Sleeper Bus.
Setelah seluruh penumpang naik, Fajar sebagai kondektur juga akan bertugas untuk melayani penumpang. Segala kebutuhan penumpang selama perjalanan akan dia layani. "Berbeda dengan kondektur bus lain. Kalau di sini harus lebih sabar," ujarnya.
Bangunkan penumpang
Selama lebih dari dua bulan bekerja di PO Brilian, laki-laki yang kerap disapa Tata ini, kadang harus berbaur dengan penumpangnya.
"Kami masih baru, jadi perlu masukan dari penumpang," imbuhnya.
Berbagai tingkah polah penumpang pun harus dia hadapi.
Seperti meminta mengatur suara televisi hingga menyambungkan internet dengan perangkat mereka.
Senada dengan Fajar, Afi Setiawan, sopir Sleeper Bus juga menyebutkan hal serupa.
"Hampir setiap perjalanan, ada saja penumpang yang harus dibangunkan berulang kali, padahal sudah sampai tujuan," katanya sambil tertawa.
Performa bus pabrikan 2014 ini tidak kalah dengan bus lain.