Jangan Datangkan Crane Bekas

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kebijakan Presiden RI, Joko Widodo agar pelabuhan di Indonesia tidak ada dwelling time diapresiasi positif Owner Perusahaan Ekspedisi Lintas Jawa Group, Saut Nathan Samosir.

Dia mengatakan, walau di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin jarang terjadi dwelling time, tetapi haruslah diantisipasi agar tidak terjadi.

Estimasi waktu bongkar muat di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin masih dalam batas waktu yang wajar, antara dua sampai tiga hari. Bahkan, waktu lima plus satu saja dalam SOP jarang terjadi.

"Lima hari plus satu itu maksudnya bongkar muat lima hari plus satu hari lagi, jika lewat maka denda. Setiap kapal yang sandar selalu on time, jadi bongkar muat sesuai schedule," katanya, Rabu (14/9/1016).

Pihaknya dalam pengiriman barang menggunakan kapal roro, pengalamannya selama ini dua hari sudah bongkar muat.

Setiap hari barang yang bongkar muat rata-rata satu kontainer, berisi 20 ton.

Meski demikian, menurutnya walau jarang terjadi dwelling time, tetap harus diantisipasi.

Yakni kondisi alat untuk bongkar muat jangan sampai macet, pernah saat full session alami kemacetan sehingga bongkar muat memakan waktu lebih dari dua hari.

"Karena alat-alat seperti crane yang dioperasionalkan di Pelabuhan Trisakti merupakan alat-alat seken. Jangan yang seken dibawa ke Kalsel, salah satu rusak akibatnya keterlambtan, dan namanya mesin tidak bisa dipungkiri ada alami kerusakan," ujarnya.

Saut mengharapkan agar pengelola pelabuhan Triskakti melengkapi peralatan, sehingga tidak terjadi yang namanya dwelling time. Karena jika terjadi demikian, konsumen yang ikut dirugikan.