Seputar Banjarmasin
RPM: Tidak Ada Toleransi untuk Narkoba
Hal ini yang disadari oleh seluruh anggota RPM (Relawan Peduli Masyarakat) Rescue yang bermarkas di Jalan Pekapuran Raya Komplek Yatera RT 15 RW 04 68
Penulis: Rahmadhani | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Narkoba sudah jadi musuh bersama. Bahkan bisa dibilang saat ini Indonesia sudah masuk kategori darurat narkoba.
Hal ini yang disadari oleh seluruh anggota RPM (Relawan Peduli Masyarakat) Rescue yang bermarkas di Jalan Pekapuran Raya Komplek Yatera RT 15 RW 04 68 Kota Banjarmasin.
01 RPM (Ketua) Husaini menjelaskan, sejak awal berdiri 9 Maret 2013 lalu, bersih narkoba adalah salah satu syarat untuk masuk sebagai anggota RPM Rescue.
"Setiap anggota baru wajib menandatangani surat pernyataan bebas narkoba. Kalau ketahuan pakai narkoba, langsung dikeluarkan. Tidak ada toleransi untuk narkoba" ujar pria yang kerap disapa Bang Yuda ini.
Segala jenis narkoba diharamkan, termasuk zenith yang marak beredar di Banjarmasin.
"Bungkusnya saja tidak boleh ada di markas. Banyak yang kami keluarkan dari anggota karena pakai zenith dan narkoba lainnya," tegasnya.
Hal ini tak lepas dari kisah awal pendirian RPM Rescue. Awalnya, mereka hanyalah kumpulan pemuda yang kerap kumpul dan nongkrong bareng.
"Kemudian oleh pembina kami H Hakim daripada hanya kumpul-kumpul, lebih baik membentuk satuan Rescue mengingat banyak juga musibah di Banjarmasin dan sekitarnya. Selain juga agar kumpul-kumpul yang dilakukan bermanfaat dan sekali lagi jauh dari narkoba dan hal negatif lainnya," tambahnya.
Saat ini, dua unit mobil Opel Blazer dan Daihatsu Taft serta sebuah sepeda motor jadi andalan dalam setiap penanganan musibah.
Selain itu, satu perangkat penerangan lampu sorot dimiliki oleh RPM Rescue yang saat ini punya 67 orang anggota aktif.
"Semua kontribusi dari anggota, tidak ada minta keluar. Kami setiap bulan iuran Rp 10 ribu dari anggota," ujarnya.
Banyak pengalaman menarik selama ikut membantu penanganan musibah. Lampu sorot yang juga dilengkapi genset sendiri terbilang masih jarang dimiliki rescue lainnya.
"Biasanya paling akhir pulang, karena peralatan lampu bisa membantu rekanan yang lain dalam penanganan bencana. Alhamdulillah bisa bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah berkah tersendiri bagi kami," ujarnya.