Para Siswi SD Korban Aksi Cabul Guru di Tegal, Ketakutan Setiap Ada Pelajaran Bahasa Inggris

Di ruang kelas tersebut, Arist meminta beberapa siswi yang menjadi korban untuk mengungkap kejadian saat tangan oknum guru itu 'jahil' kepada mereka

Editor: Elpianur Achmad
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Siswi memeragakan aksi pelecehan seksual yang diduga dilakukan oknum guru di sekolah tersebut di Kabupaten Tegal saat Arist Merdeka Sirait melakukan kroscek, Rabu 19 Oktober 2016. TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SLAWI - Dengan polosnya para siswi Sekolah Dasar (SD) itu menceritakan aksi pencabulan yang dilakukan oleh seorang oknum guru kepada Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait.

Para orangtua yang mendengar cerita itu hanya bisa berucap istighfar berkali-kali.

Sedikitnya 21 siswi di satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang guru Bahasa Inggris berinisial EA.

AL (9), siswi kelas 3 mengungkapkan, saat pelajaran, dia kerap didekati guru mata pelajaran Bahasa Inggris itu.

"Rambut saya dielus. Terus mengelus di sini (menunjuk paha). Tangannya masuk ke rok," ucapnya kepada Arist yang datang ke sekolah tersebut, Rabu (19/10/2016).

Di ruang kelas tersebut, Arist meminta beberapa siswi yang menjadi korban untuk mengungkap kejadian saat tangan oknum guru tersebut 'jahil' kepada mereka.

Korban lain, KS (10) juga mengaku pernah dipangku saat pelajaran. Kemudian, lama-lama, tangan guru tersebut masuk ke dalam roknya. Selanjutnya guru tersebut melakukan aksi cabulnya ke kemaluan korban.

"Astaghfirullohaladzim," ucap sejumlah orangtua berulang kali yang mendengar pengakuan korban.

Arist melihat ada satu ruang kelas yang kerap dijadikan oknum guru melakukan perbuatan tak pantas kepada siswinya itu.

Ruang kelas terletak tersendiri di belakang sekolah dan lumayan jauh dari ruang guru ataupun ruang kepala sekolah.

Sekjen Komnas PA, Danang Sasongko mengatakan dari penelusuran, kejadian dilakukan di kursi paling belakang ruang kelas tersebut.

"Semuanya dilakukan di bangku belakang," ucapnya.

Para korban kerap mengalami pelecehan di bagian dada, paha, dan alat vital oleh oknum guru.

"September kemarin anak saya cerita sering dipegang-pegang saat pelajaran Bahasa Inggris. Setiap pelajaran, pasti dipegang. Jadi dia takut kalau ada pelajaran Bahasa Inggris," kata orangtua korban, M (38).

Anak pertamanya, NF (10) yang duduk di bangku kelas 4 mengaku setiap pelajaran, sering dipegang di bagian rambut dan pipi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved