Menguak Prosesi Mumi Mayat di Papua yang Langka, Sangat Berbeda dengan Mumi Mesir Kuno

Suku Anga tidak terbiasa dengan keberadaan orang asing di desanya, dan mereka juga tidak suka ketika budaya mereka dilihat oleh orang luar.

Editor: Ernawati
Ulla Lohmann via nationalgeographic.com
Tujuh orang dari keluarga Gemtasu dalam melaksanakan proses mumifikasi. Dalam tahap ini, tubuhnya akan ditempatkan di atas api. 

Lohmann mengamati seluruh rangkaian selama satu minggu.

Dia menyaksikan tubuh Gemtasu membengkak, menghitam, dan akhirnya mengeras.

Tujuh orang yang melakukan ritual akan mengoleskan cairan dari tubuh Gemtasu pada diri mereka sebagai salah satu tindakan untuk memilihara semangatnya.

Dalam aturan tersebut juga dikatakan, orang-orang tersebut tidak diizinkan untuk mencuci diri mereka selama proses mumifikasi yang memakan waktu selama tiga bulan.

Mereka juga tidak diperkenankan meninggalkan lokasi tersebut.

Tujuan mumifikasi dalam budaya Anga adalah untuk mengejar kehidupan yang kekal, atau setidaknya merasakan kehadiran secara fisik bagi mereka yang telah meninggal.

Dalam tradisi mereka, tahap akhir dari proses mumifikasi adalah membawa mumi dan menempatkannya di tebing batu yang menghadap ke desa.

Pada tahap itu pula tubuh yang baru meninggal perlahan-lahan membusuk dan kerangka abadi mereka menjadi pengingat bagi orang-orang yang masih hidup. (Nisrina Darnila. Sumber: Daniel Stone/nationalgeographic.com)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved