Ekonomi dan Keuangan

Harga Minyak AS Turun Hampir 4 Persen karena Pemotongan Produksi

Harga acuan minyak berjangka Brent turun 1,76 dollar AS atau 3,59 persen menjadi 47,24 dollar AS per barel.

Editor: Didik Triomarsidi
internet
Ilustrasi 

BANJARMASINPOST.CO.ID, NEW YORK - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) telah jatuh hampir 4 persen terseret ketidakpastian pemotongan produksi oleh organisasi negara-negara eksportir minyak atau OPEC.

Hal itu terjadi setelah Arab Saudi menyatakan pihaknya tidak akan mengikuti pertemuan pada Senin (28/11/2016) dengan produsen non-OPEC untuk membahas pemangkasan produksi.

Harga acuan minyak berjangka Brent turun 1,76 dollar AS atau 3,59 persen menjadi 47,24 dollar AS per barel. Sementara itu harga acuan minyak berjangka AS turun 1,9 dollar AS atau 3,96 persen menjadi 46,06 dollar AS.

Aktivitas perdagangan pada kedua kontrak sangat tipis setelah liburan Thanksgivings AS dan menjelang akhir pekan lalu.

Sebuah sumber dari Arab Saudi kepada Reuters mengatakan, salah satu produsen utama OPEC tidak menghadapi pertemuan dengan non-OPEC pada hari ini lantaran ingin lebih dahulu fokus pada konsensus organisasi.

"Saya pikir pengumuman Saudi untuk tidak menghadiri pertemuan mendorong aksi jual," kata Tariq Zahir, anggota pengelolaan Tyche Capital New York, dikutip dari theaustralian.com.au, Senin.

"Harus ada pemotongan besar dan itu yang akan menimbulkan kepercayaan pasar," katanya lagi.

Sementara itu, Rusia tetap akan menghadiri pertemuan di Wina, 28 November ini sebelum pertemuan tingkat menteri OPEC pada 30 November. Para pedagang juga berspekulasi setelah adanya laporan bahwa Saudi Aramco akan meningkatkan pasokan minyak pada Januari ke beberapa pelanggan Asia.

Di sisi lain, penurunan impor minyak mentah China pada Oktober yang mencapai titik terendah, makin menekan harga. Namun para analis mengatakan fundamental sedikit berubah, terlepas kekhawatiran atas nasib kesepakatan pekan depan.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved