Kalsel Menuju 2017

Altlet Kalsel Melawan Keterbatasan Fasilitas

Sejauh ini, tidak semua cabang olahraga di Kalimantan Selatan memiliki fasilitas yang menunjang untuk program latihan para atletnya.

Editor: Yamani Ramlan
banjarmasinpost.co.id/ryan
Pelepasan kontingen Kalsel ke PON XIX Jawa Barat oleh Gubenur Kalsel, H Sahbirin Noor, Senin (5/9/2016). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Keberhasilan meraih prestasi di dunia olahraga tidak hanya ditunjang para atlet yang berkualitas dan potensial.

Namun juga membutuhkan dukungan fasilitas olahraga yang ideal dan memenuhi standarisasi, baik untuk latihan maupun bertanding.

Sejauh ini, tidak semua cabang olahraga di Kalimantan Selatan memiliki fasilitas yang menunjang untuk program latihan para atletnya.

Misalnya saja, pada persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat, sejumlah cabang olahraga harus melakukan persiapan dengan fasilitas yang seadanya.

Sehingga, ini menjadi kendala untuk bisa melakukan latihan dengan maksimal. Apalagi sejumlah cabang olahraga nonunggulan tidak mendapatkan dukungan penuh dari KONI Kalsel saat persiapan ke PON.

Karena, pada persiapan menyongsong PON September lalu, KONI Kalsel menerapkan kebijakan tegas dengan membagi cabang olahraga (cabor) menjadi dua, cabor unggulan dan mandiri (nonunggulan).

Cabor unggulan mendapatkan dukungan penuh dari KONI Kalsel untuk memaksimalkan persiapan menyongsong PON termasuk dukungan dari fasilitas dan masuk dalam program sentralisasi dan pelatihan provinsi (pelatprov).

Sementara, cabor nonunggulan harus melakukan persiapan sendiri termasuk mencari fasilitas latihan secara mandiri.

Hasilnya bisa ditebak, sejumlah cabang olahraga di Kalsel memang kesulitan untuk bisa latihan secara maksimal dan meningkatkan prestasi di PON karena dukungan fasilitas yang belum baik.

Seperti cabang olahraga loncat indah. Cabang ini termasuk cabor unggulan sehingga persiapan bisa dilakukan dengan maksimal.

Saat kondisi tempat latihan loncat indah di SKB Mulawarman tidak bisa digunakan maksimal oleh para atlet untuk melakukan latihan, mereka masih bisa melakukan try out sekaligus latihan di Malaysia.

Sehingga bisa melakukan latihan lebih baik karena didukung dengan fasilitas yang baik pula di lokasi latihan di Malaysia hingga berlangsungnya PON.

Sementara itu, aeromodelling yang merupakan cabor nonunggulan, kesulitan melakukan persiapan karena terkendala peralatan pesawat untuk melakukan latihan.

Padahal pada PON XVIII/2012 di Riau, cabor ini berhasil meraih medali emas. Namun pada saat Pra-PON 2015 gagal meraih medali sehingga tidak masuk cabor unggulan. Akhirnya, di PON pun atlet aeromodelling Kalsel tak bisa berbicara banyak.

Cabor lainnya, gantole juga dibingungkan dengan fasilitas latihan karena kekuarangan armada layangan. Sehingga latihan pun dilakukan seadanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved