Kalsel Menuju 2017
Listrik Byarpet Membuat Roda Perekonomian Kalsel Terhambat
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kalsel yang sudah membangun rumah rata-rata terkendala di pemasangan listrik.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Berbagai keluhan terkait pemadaman listrik masih terjadi. Tanggapan miring bermunculan.
"Kayak apa nih. Mati listrik 3 kali sehari. Kayak minnum obat haja," ucap Nain, salah seorang warga di kawasan Banjang, Hulu Sungai Utara.
Kerugian dari segi ekonomi pun terjadi. Program 1 juta unit rumah dicanangkan presiden Jokowi pun terhambat.
Masyarakat yang sudah akad kredit tak sedikit asupan listrik tak didapat.
Ujung-ujungnya cicilan dibayar, rumah tak bisa dihuni. Kerugian pun terjadi dan pastinya pengembang pun dirugikan dengan komplain nasabah.
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kalsel yang sudah membangun rumah rata-rata terkendala di pemasangan listrik.
Sampai saat ini, realisasi tahun terdahulu dari 5.000 unit listrik yang diminta itu baru terpenuhi hanya 4.000 unit rumah saja yang terpasang.
"Dari tahun 2015 hingga 2016, hanya 4.000 unit rumah terpasang listrik dari 5.000 unit yang kami ajukan," kata Muhamammad Fikri, Sekretaris DPD Apersi Kalsel.
Menurut Fikri, ada 1.000 unit rumah yang belum terpasang listrik dan KWH meternya.
Sementara, dari data apersi ada 50 pengembang perumahan yang belum mendapatkan layanan jaringan listrik.
"Kami berharap PLN agar masalah ini diatasi PLN. Kalau listrik tak ada, developer tidak bisa jualan," ujar Fikri.
Dipaparkannya, saat ini Apersi Kalsel fokus menyukseskan program 1 juta rumah yang diprogramkan pemerintah Jokowi JK.
Apersi Kalsel berharap tahun 2017 kelistrikan di Kalsel bisa berjalan maksimal agar program satu unit berjalan lancar.
Menurutnya, dari ribuan unit rumah yang belum teraliri listrik itu kurang lebih satu tahun mengajukan permohonan pemasangan listrik ke PLN.
"Listrik jadi momok pengembang saaat ini. Nasabah beli rumah, tapi tak bisa ditempati karena listrik belum ada. Ini menjadi beban nasabah karena cicilan rumah sudah berjalan," ujar Fikri.
