Tak Setuju Dengan Calon Suami Sang Putri, Ibu Ini Tega Membakar Anaknya Hidup-Hidup
Kasih seorang ibu sepanjang masa tak berlaku untuk ibu dari Pakistan ini yang tega membakar hidup-hidup putrinya.
Penulis: Restudia | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasih seorang ibu sepanjang masa tak berlaku untuk ibu dari Pakistan ini yang tega membakar hidup-hidup putrinya.
Parveen Bibi membunuh putrinya, Zeenat Rafiq dengan cara membakarnya hidup-hidup hanya karena pilihan calon suami sang anak.
Ibu yang tega ini melakukan perbuatannya satu minggu usai pernikahan anaknya, Zeenat Rafiq dengan pria bernama Hassan Khan pada Juni lalu.
Kejamnya sang ibu membakar hidup-hidup putrinya yang berusia 18 tahun dengan cara mengikatnya bersama saudara laki-lakinya.
Kemudian dia menyiramnya dengan minyak tanah dan membakarnya di rumah keluarga di Lahore, Pakistan Timur.
Dilansir dailymail, ia kemudian berteriak berlari menyusuri jalan sembari memukul-mukul dadanya dan memberitahukan kepada seluruh tetangga.
Bahwa dia sudah membunuh anaknya yang membuat malu keluarga. Diketahui amarah sang ibu yang tega membunuh putrinya karena tak setuju dengan pernikahan.
Zeenat menikah dengan Hassan Khan yang bekerja sebagai mekanik sepeda motor, berasal dari etnis Pashtun.
Sementara Zeenat berasal dari etnis Punjabi. Perbedaan etnis ini yang dianggap ibunya membawa malu keluarga.
Suami Zeenat, Hassan mengatakan kepada stasiun tv lokal, Geo News bahwa keduanya telah kawin lari.
Awalnya ia tak mengizinkan istrinya kembali ke rumah keluarganya, meski dengan iming-iming akan mengadakan perayaan pernikahan.
Zeenat pun tak berani pulang karena ia diancam akan dibunuh oleh keluarganya. Tapi kemudian ia menyetujuinya usai sang paman menjamin keselamatan Zeenat.
"Sebelum memutuskan menikah, dia disiksa. Hidung dan bibirnya berdarah. Ia meminta saya untuk membawanya dan menikahinya," bebernya kepada CNN.
"Usai dua hari kembali ke keluarganya, dia meneleponku dan meminta untuk dijemput. Tapi aku menunggu hingga delapan hari. Kemudian dia malah dibunuh."
Terpisah, pengadilan di Pakistan menjatuhkan hukuman mati untuk Parveen Bibi dan penjara seumur hidup untuk putra laki-lakinya yang membantu.
