DIY

Istri Pahlawan Revolusi Kolonel Soegiyono Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Di mata anak-anak dan cucunya, Soepriyati Soegiyono, meninggalkan banyak pelajaran hidup yang berharga.

Editor: Ernawati
Tribun Jogja/ Agung Ismiyanto
Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga pahlawan revolusi, Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto, Rabu (18/1/2017) siang ini. Istri pahlawan revolusi ini, Soepriyati Soegiyono, menghembuskan nafas terakhirnya setelah menjalani perawatn di rumah sakit Bethesda, Selasa (17/1/2017). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, YOGYAKARTA - Di mata anak-anak dan cucunya, Soepriyati Soegiyono, meninggalkan banyak pelajaran hidup yang berharga.

Meski almarhum merupakan istri dari pahlawan revolusi, Kolonel Sugiyono, namun dia berpesan untuk tidak dimakamkan di taman makam pahlawan.

Hal itulah yang diungkapkan oleh Radhitya Suryo, cucu dari putra keenam Soepriyati yang sehari-harinya tinggal bersama almarhum.

Pemuda berusia 20 tahun ini mengatakan jika neneknya adalah pribadi yang sederhana dan apa adanya.

“Beliau bahkan tidak mau dimakamkan di taman makam pahlawan. Beliau tidak mau dilihat banyak orang, begitulah kesederhanaan nenek saya,” kata Suryo kepada Tribun Jogja.com, Rabu (18/1/2017).

Justru, Soepriyati meminta dimakamkan di makam daerah Mrican, Depok, Sleman. Di sana, ada beberapa keluarga dari Soepriyati yang dimakamkan.

Suryo melihat beberapa pelajaran hidup yang membuatnya semangat untuk belajar dan menyelesaikan kuliahnya di UGM dengan tepat waktu. Menurut Suryo, tidak ada pesan khusus dari neneknya, selain pelajaran hidup itu.

Begitu pula dengan Agung Pramuji (60), putra kedua Soepriyati, yang mengenang ibunya sebagai sosok yang semeleh. Pribadi yang tidak hanya mengejar urusan duniawi saja, namun tetap mengutamakan rohani.

Ibunya itu semasa hidup rajin membaca koran dan kitab suci. Bahkan, sebelum meninggal, ibunya itu sudah mengatakan akan menghadap Tuhan. “Ibu bilang mau nderek Gusti Yesus (mau ikut Yesus),” jelasnya.

Agung pun mengenang beberapa pesan ibunya, diantaranya adalah hidup mandiri dan tidak mengagung-agungkan kebesaran nama ayahnya. Ayahnya menjadi pahlawan revolusi yang tewas terbunuh dalam peristiwa tanggal 30 September 1965 atau yang dikenal dengan G30S/PKI.

“Kami semua bekerja mandiri. Tidak ada niat untuk kemudian mencari pekerjaan dengan mudah dengan nama besar ayah. Kami memulai dari nol dan belajar dari kemandirian ibu,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, suasana duka menyelimuti kediaman keluarga pahlawan revolusi, Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto, Rabu (18/1/2017) siang ini.

Istri pahlawan revolusi ini, Soepriyati Soegiyono, menghembuskan nafas terakhirnya setelah menjalani perawatan di rumah sakit Bethesda, Selasa (17/1/2017).

Soepriyati wafat dalam usia 89 tahun dan meninggalkan banyak pelajaran hidup yang dirasakan oleh cucu dan anak-anaknya.

Perempuan yang lahir pada tanggal 27 Mei 1928 ini meninggal dunia setelah mengalami sakit sesak nafas. Dia sempat dirawat selama hampir sepekan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved