Berita Balangan
Ribuan Ikan Mas Mati di Lampihong Positif Terkena Virus KHV
Ratusan ribu ikan mas milik peternak ikan keramba di Kecamatan Lampihong beberapa waktu lalu positif terkena virus KHV.
Penulis: Elhami | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Ratusan ribu ikan mas milik peternak ikan keramba di Kecamatan Lampihong beberapa waktu lalu positif terkena virus KHV.
Hal ini berdasarkan hasil uji dari Laboraturium Penguji
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingan, Kabupaten Banjar.
Sebelumnya dari tiga sampel ikan yang dibawa ke lab oleh Dinas Perikanan Balangan yakni ikan mas sehat, sakit dan mati hasilnya sama-sama positiif terkena KHV.
Rahmadi, Kabid Produksi dan Tangkap pada Dinas Perikanan Balangan kepada BPost membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima hasil uji lab tersebut.
Pemeriksaan dilakukan selama lima hari oleh pihak lab, kemudian sesuai dengan ciri-ciri klinis dilapangan terbukti bahwa ikan mas ternyata diserang virus KHV.
Disinggung terkait tindakan selanjutnya, saat ini sedang dibuatkan berkas laporan untuk diserahkan kepada Bupati terkait apakah ada bantuan atau tidak.
"Pak bupati nanti yang menentukan, kami hanya menyampaikan data di lapangan dan hasilnya," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Balangan Fahruraji hingga saat ini terus melakukan komunikasi terhadap para peternak ikan keramba di Lampihong, kemudian juga di kecamatan lainnya.
"Saya mengimbau kepada seluruh kelompok peternak ikan di Balangan agar waspada virus KHV," katanya.
Menurutnya terlebih untuk di Lampihong, sangat dihimbau agar para peternak ikan keramba stop dulu memelihara ikan mas, keberadaan virus KHV harus diputus mata rantainya.
"Jika masih saja memelihara, kemungkinan besar virus KHV tetap ada, minimal satu sampai dua tahun diputus dulu mata rantainya," jelasnya.
Meski demikian pihaknya mengharapkan para peternak ikan beralih ke bibit ikan nila atau lainnya sehingga resiko terkena virus KHV ini kecil terjadi.
Selain itu kedepannya juga diharapkan mereka melek dengan sistem budidaya ikan menggunakan bioflok, karena sudah terbukti ampuh menghemat biaya produksi serta mudah perawatannya.
"Kita coba kembangkan kesana, saat ini bertahap kita lakukan pemahaman," pungkasnya.
