BPost Edisi cetak
Sabrina dan Sekolah Bawang, "Sangat Ingin Sekolah Seperti Dulu"
Kelas khusus filial SDN Mawar 2 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Bawang ini dihuni mayoritas anak jalanan
BANJARMASINPOST.CO.ID - ANAK jalanan kerap identik dengan hal-hal negatif. Tak sedikit anak berperilaku menyimpang di antaranya narkoba dan seks bebas, karena luput dari pengawasan orangtua. Namun tak semua anak jalanan berperilaku demikian. Ada pula yang masih mengindahkan norma dan aturan.
Kelas khusus filial SDN Mawar 2 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Bawang ini dihuni mayoritas anak jalanan yang ada di sekitar Banjarmasin. Di antaranya Sabrina (15). Perempuan yang tinggal di daerah Teluk Kubur, Teluk Kelayan, Banjarmasin Selatan, ini putus sekolah sejak kelas 3 sekolah dasar (SD).
Kala itu kedua orangtuanya bercerai. Sabrina harus bertahan hidup di tengah kecamuk kehidupan keluarganya. Sejak saat itu, dia enggan masuk sekolah. Selain karena tidak ada dukungan moral, dukungan dana pun tak menyertainya. Biaya sekolah menunggak dan dia tak mampu membayar. Pada akhirnya Sabrina dikeluarkan dari sekolah.
Selepas putus sekolah, dia menjadi akrab dengan jalanan. Setiap hari dia mengamen di perempatan jalan. Mengelap kaca mobil pada waktu lampu merah hingga menjadi peminta-minta pun dilakoninya. Hasilnya digunakan untuk bertahan hidup.
Sabrina masih ingin belajar. Dia sangat ingin sekolah lagi seperti dulu. Hingga pada suatu kesempatan dia berteman dengan seseorang yang sekolah di Kelas Khusus SD Filial SDN Mawar 2. Dari situlah dia termotivasi untuk mengenyam pendidikan seperti sedia kala.
Sudah sekitar tiga tahun Sabrina mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah Bawang. Di sekolah ini dia mendapatkan ilmu pengetahuan layaknya sekolah formal. Saat ini dia naik kelas setara dengan sekolah menengah, yakni kelas 2 SMP.
Meskipun tak bersekolah di sekolah formal, Sabrina mengaku senang dapat menuntut ilmu kembali. Di sekolah yang terletak di lantai dua Pasar Lima ini, Sabrina belajar bersama 70 murid lainnya. Sabrina pun bersyukur dirinya tak terjerumus ke arah negatif pergaulan bebas remaja saat ini yang semakin merajalela. Dia berharap kelak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hafni, Direktur Eksekutif Daerah Citra Mitra Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (CMR-PKBI) Kalsel, mengatakan pihaknya fokus membina dan mendampingi anak jalanan karena masalah rumah tangga dan perceraian orangtua.
Organisasinya juga memberikan informasi dan pengetahuan untuk menghindari narkoba dan seks bebas.
Menurut dia, CMR PKBI membuka layanan curhat kepada anak jalanan yang merasa membutuhkan tempat untuk meringankan beban psikologis mereka. “Sesi curhat dapat dilakukan di markas CMR PKBI pada pukul 09.00-15.00 Wita,” kata Hafni.
Selain itu, sebut dia, CMR PKBI memberantas buta aksara di kalangan anak jalanan. Khusus masalah seks bebas di kalangan anak jalanan, Hafni mengakui pihaknya belum memiliki solusi dan tindak lanjut untuk masalah tersebut.
