NEWS VIDEO
Bangunan Sekolah ini Memprihatinkan, Lantai Berlubang Nyaris Tanpa Dinding Kelas
Sepintas dari kejauhan kondisi bangunan sekolah MI Taufiqurrahman Sungai Tabuk, terkesan layak. Tapi dilihat lebih dekat, kondisinya memprihatinkan.
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bila di perkotaan sekolah umum menjadi pilihan banyak orangtua menyekolahkan putra-putrinya. Di pedesaan, justru sekolah agamalah yang mendominasi jumlah siswanya.
Seperti yang terlihat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman RT 1 Desa Sungai Pinang Baru Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalsel, siswanya pun mencapai 90 orang.
Hal itu dikarenakan menurut Kades Sungai Pinang Baru, Sarkani jarak sekolah umum terpaut jauh bila dibanding sekolah agama yang berada di desanya.
Namun hanya saja, di tengah tingginya minat orangtua menyekolahkan buah hatinya ke sekolah agama, terkadang malah tidak didukung sarana dan prasarana yang ada.
Contohnya seperti yang terlihat di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman Desa Sungai Pinang Baru Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalsel.
Sepintas dari kejauhan bangunan sekolah tersebut nampak masih layak. Apalagi pada cat hijau yang masih melekat di dinding salah satu bangunan sekolah, pun tak ada kekurangan terhadapnya.
Namun setelah diperhatikan satu persatu sudut sekolah, kondisi bangunan sudah rapuh, reyot dan lapuk tapi tetap digunakan proses belajar siswa.
Ruangan tersebut yakni kelas empat Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman Desa Sungai Pinang Baru. Berada di lantai dua, dinding dan lantai ruang kelas itu juga dihiasi banyak lubang.
Seorang siswa, Hadiani mengatakan lantaran kondisi tersebut pula ia pun kerap mendapati rembesan air ketika hujan sekolahnya diguyur hujan lebat.
Meski lantai dan dinding ruang kelasnya juga dihiasi lubang, namun ia mengaku tidak pernah merasa kawatir bermain dan belajar di tempat tersebut.
" Kalau hujan paling pindah duduk. Enggak khawatir, karena sudah biasa, " ujarnya.
Sedangkan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman, Zulkifli mengatakan ia sebetulnya sudah pernah mengupayakan perbaikan kelas di sekolahnya melalui usulan proposal sebanyak dua kali.
Namun keduanya, sampai saat ini usulan proposal tersebut tidak menemui hasil.
" Pertama 2015 lalu dan kedua 2016 tadi ke pemerintah provinsi, tapi hasilnya belum ada jawaban, " terang Zulkifli. (*)