Inovasi Kemasan Lebih Modern, Dodol Kandangan Buatan Rusimah Jadi Oleh-oleh Ibu Negara

Tangan Rusimah cekatan saat membungkus dodol ke dalam plastik berukuran kecil. Bungkusan kecil selanjutnya disusun dalam kantongan berbentuk tentengan

Editor: Elpianur Achmad
HALAMAN 1 BANJARMASIN POST EDISI CETAK SELASA (9/5/2017) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Tangan Rusimah cekatan saat membungkus dodol ke dalam plastik berukuran kecil. Bungkusan kecil selanjutnya disusun dalam kantongan berbentuk tentengan.

Masing-masing tentengan diisi 16 biji dodol berukuran kecil. Tentengan dimodifikasi lebih modern. Tidak hanya sekadar bungkus plastik, tentengan dimodifikasi dengan tali dan merk yang dibuat Rusimah.

Ada tiga macam tentengan yang diberi ciri berbeda. Tentengan dengan tali warna hijau menandakan rasa durian, warna biru menandakan dodol rasa susu, dan warna orien menunjukkan rasa asli dodol.

Warga Jalan Binawarga Desa Telaga Bidadari, Kecamatan Kandangan, HSS, ini satu di antara perajin dodol di desa tersebut. Mayoritas warga dari Desa Telaga Bidadari memproduksi dodol.
Seiring berjalannya usaha, para pengrajin mengembangkan produk sehingga lebih modern dan tidak monoton.

Seperti yang dilakukan Rusimah. Dodol yang dulunya dijualbelikan dengan bungkus plastik biasa. Kini dia modifikasi lebih modern.

"Baru dua bulan ini menggunakan jenis plastik yang lebih tebal dan bungkusnya berbentuk tenteng yang ada talinya. Ini kemasan baru agar lebih modern dan terlihat lebih modis," ujarnya, kemarin.

Ibu dua anak ini menuturkan, dengan konsep baru ini, kudapan dodol terlihat lebih modern dan mudah dibawa karena ada talinya. Sehingga cocok bila dijadikan buah tangan oleh para pengunjung yang datang ke Kandangan.

Dengan konsep baru, mengantarkan produk Rusimah dipilih menjadi oleh-oleh yang dipesan Ibu Negara saat kunjungan ke Banjarbaru beberapa waktu lalu.

"Ada dipesan 100 tenteng untuk istri presiden, Iriana Joko Widodo. Kemarin pesannya lewat Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Perindustrian HSS," bebernya.

Harga satu bungkus kemasan baru dibandrol Rp 10 ribu isinya 16 biji. Namun bila membeli partai minimal satu bok dengan isi 25 tentang harga per tenteng Rp 8 ribu. Selain konsep kemasan baru, Rusimah juga belajar memperdalam ilmu marketing pemasaran dodol lewat online.

"Masih belajar untuk pemasaran lewat online. Semoga bisa dilakukan dengan baik nantinya," harapnya.

Merintis sejak 11 tahun lalu secara mandiri mengikuti jejak orangtuanya Norbik dan Aslamiyah, |Rusimah terus berusaha menjaga konsistensi dan cita rasa dodol tidak berubah dari segi kualitas.
Dibantu lima orang pembungkus dan dua orang pengaduk, setiap harinya dia menyiapkan satu balik beras ketan dan 25 kilogram gula. Hasil produksi bisa mencapai 50 kilogram setiap hari.

Dia juga membaca pasaran, sehingga produksi disesuaikan pesanan, sehingga olahannya akan tetap baru. Kendala yang dihadapi adalah mahalnya bahan baku seperti gula dan ketan. Meski begitu, Rusimah tetap menjaga cita rasa dan kualitas, ukuran dan takaran pengelohan.

"Kita menggunakan asli beras ketan dan gula. Tidak ada campuran tepung untuk menjaga kualitas olahan," tegasnya.

Memakai nama dodol madu kasirat. Terkesan dodol ini berbahsan madu. Ternyata tidak ada hubungannya dengan madu. "Itu sudah nama dari turun-temurun. Kita hanya meneruskan dan melakukan modifikasi rasa dan bungkus lebih menarik," lanjutnya.

Untuk omset perhari, Rusimah bisa mendapatkan Rp 1,5 juta. Sudah ada pelanggan yang datang memesan olahannya. Baik dari Kandangan, maupun luar Kandangan seperti Martapura, Sungai Danau hingga Sampit (Kalteng). (ryn)

BACA DI HARIAN BANJARMASIN POST EDISI SELASA (9/5/2017)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved