Seputar Kaltara
Perusahaan Sawit Malaysia Abaikan Panggilan Pemkab Bulungan Kaltara Tangani Jaringan Listrik
Sudah hampir 4 bulan, 8 buah tiang listrik yang ambruk sebelum digunakan di Desa Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, atau
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG SELOR - Sudah hampir 4 bulan, 8 buah tiang listrik yang ambruk sebelum digunakan di Desa Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, atau tepatnya di lokasi perkebunan sawit PT Bulungan Citra Agro Persada (BCAP), belum kunjung kunjung didirikan.
Alasan utamanya, perusahaan perkebunan sawit asal Malaysia tersebut belum bersedia menebang seluruh pokok sawit yang sepanjang jalan yang akan dibangun tiang listrik.
Padahal, keberadaan listrik ini sudah sangat ditunggu ratusan Kepala Keluarga (KK) yang ada di Kecamatan Tanjung Palas Timur.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, warga yang ada di beberapa desa di Kecamatan tersebut terpaksa menggunan genset.
Untuk diketahui, 8 tiang listrik ini ambruk pada awal Februari 2017 lalu.
Kepada perwakilan Pemkab Bulungan yang datang meninjau ke lokasi tak lama setelah kejadian, kontraktor yang membangun tiang tersebut memastikan hanya butuh waktu 2 minggu untuk melakukan perbaikan.
Atas petunjuk dari PLN, posisi baru tiang listrik diharuskan mundur beberapa meter dari lokasi semula.
Dan jika sudah kembali berdiri, PLN juga meminta agar di radius 6 meter dari tiang listrik yang ada di sepanjang jalan di wilayah PT BCAP (sepanjang sekitar 5 Kilometer) harus steril dari tanaman.
Ternyata, masalahnya menjadi cukup pelik. Setelah dihitung-hitung, jumlah pohon sawit yang harus ditebang mencapai lebih dari 1.000 batang.
Pihak PT BCAP meminta waktu untuk berkonsultasi dengan manajemen di tingkat pusat.
Wakil Bupati Ingkong Ala di ruangannya, Jumat (2/6/2017) menyampaikan bahwa belum ada perkembangan apapun dari PT BCAP.
Bahkan, kata dia, PT BCAP terkesan tak mengindahkan 3 surat panggilan yang sudah dilayangkan.
Kata politisi Partai Hanura ini, alasan untuk tidak memenuhi panggilan pun tidak pernah disampaikan.
"Sampai sekarang belum ada respon. Dalam surat kami terakhir, supaya yang bisa menghadap itu yang bisa mengambil kebijakan. Jangan lagi manajer di sini," katanya.
Jelas menurutnya hal ini seperti ini sangat mengecewakan.
