Jutawan Asal Australia Pemilik Tambang di Papua Nugini Ini Memilih Hidup di Pulau Terasing
Seorang jutawan rela menjual properti mewahnya untuk membeli sebuah pulau terpencil yang kini telah ditinggalinya selama 20 tahun.
Penulis: Restudia | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang jutawan rela menjual properti mewahnya untuk membeli sebuah pulau terpencil yang kini telah ditinggalinya selama 20 tahun.
David Glasheen telah tinggal di pulau kecil di lepas pantai timur laut Australia sejak 1997 lalu.
Mantan pengusaha asal Sydney, Australia ini mengubah hidupnya usai mengalami kebangkrutan di pasar saham sejumlah 7 juta dolar pada 1987 lalu.
Dia bahkan dengan senang hati mengundang pengunjung dari berbagai belahan dunia ke pulau yang ditinggalinya.
Bintang Russell Crowe juga pernah diundangnya untuk makan malam. Di pengasingannya, ia mengaku tetap memiliki rintangan.
Yakni kesepian dan pergolakan hati. "Jika semua berjalan tak sesuai keinginan dan kamu menyadarinya, alam liar sangat parah, dunia ini sulit. Semuanya jadi salah, tetapi kamu harus menjalaninya", katanya kepada Queensland Times.
"Anda harus bekerja dengan unsur alam. Orang mengira saya tinggal memutar keran dan air keluar, padahal tidak seperti itu. Di sini semua menjadi tanggungjawabmu", ujarnya seperti dilansir dailymail.
Glasheen adalah jutawan pasar saham yang kaya pada 1980, ia meraih keuntungan usai menambang emas di Papua Nugini.
Puncaknya meraih keuntungan 28,4 juta dolar yang diinvestasikan ke perusahaan real estate di Sydney.
Pada 19 Oktober 1987, badai pasar saham yang dikenal 'Black Tuesday' kekayaannya menurun drastis.
Kini, Glasheen hanya hidup dengan mengandalkan kepiting dan kelapa. Ia bahkan mengadalkan internet tenaga surya.
Untuk mencari pacar di situs pertemanan. Sayangnya, mantan jutawan ini tak beruntung mendapatkan pacar.
Anjingnya, Quasi jadi teman satu-satunya yang mengobati kesendiriannya.
"Di sini sepi. Satu-satunya harapan adanya putri duyung yang muncul di pantai," katanya kepada Daily Telegraph.
"Tak banyak orang yang bisa diajak berkomunikasi, tak ada yang bisa dibicarakan. Ini sangat sulit, mungkin yang paling sulit".
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/david-glasheen_20170619_104434.jpg)