Ekonomi dan Bisnis
Fuad Bawazier: Redenominasi Sudah Terjadi di Toko, Restoran dan Pasar Tradisional
Pascaredenominasi atau penyederhanaan nilai rupiah, dengan menghapus tiga 'nol' di belakang, diharapkan impresi masyarakat terhadap rupiah semakin bai
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Jika dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, nilai tukar rupiah menurut mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Fuad Bawazier, dapat dikatakan memiliki presepsi yang buruk.
Bukan masalah nilai tukar, tapi menurutnya hanya perkara presepsi.
Kepada wartawan usai menghadiri diskusi di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017), ia menyebut 1 dollar Amerika Serikat (USD), setara dengan 4.28 ringgit.
Dibandingkan dengan Baht Thailand, 1 dollar AS setara dengan 33.48 Baht, dan jika dibandingkan dengan dolar Singapura, 1 dollar AS setara dengan 1.36. Sementara dibandingkan rupiah, 1 dollar AS per hari ini setara dengan 13.338.00.
"Impresi, kalau duitnya itu, kursnya itu satu dollar (AS) belasan ribu (rupiah), kayaknya negeri ini amburadul banget, kan ringgit cuma satu (koma) empat ringgit," katanya.
Pascaredenominasi atau penyederhanaan nilai rupiah, dengan menghapus tiga 'nol' di belakang, diharapkan impresi masyarakat terhadap rupiah semakin baik.
Jika memang hal itu dilakukan, maka 1 dollar AS ke depannya akan setara dengan 1.3 rupiah. Tentunya wibawa nilai tukar rupiah sedikit banyaknya membaik.
Apakah hal itu akan mempengaruhi perekonomian Indonesia, Fuad Bawazier yang juga sempat menjabat sebagai Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, menganggap ada banyak faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, dan menjaga wibawa rupiah hanyalah salah satu faktor tersebut.
Ia mengaku yakin, rencana tersebut tidak akan mendaat banyak penolakan di masyakarat, dan masyarakat juga tidak akan menerima kesulitan jika redenominasi dilakukan.
Fuad Bawazier meyakini selama ini redenominasi sudah terjadi, di toko-toko, di restoran-restoran dan di pasar-pasar tradisional.
"Misal ke kafe kan, ditulis empat puluh, padahal kan aslinya empat puluh ribu, ditulis seratus, kan aslinya seratus ribu," katanya.
Masyarakat pasti akan terbiasa, dan akan berusaha untuk tidak dirugikan dengan munculnya uang baru yang tiga nol di belakangnya sudah dihilangkan. Mereka pasati bisa beradaptasi, dengan kemunculan uang baru, sementara uang lama belum semuanya bisa diterik dari peredaran.
"Saya kira soal uang ini, masyarakat biasa saja," katanya. (*)
Berita ini sudah tayang di Tribunnews.com berjudul: Pendapat Fuad Bawazier, Redenominasi Bisa Mengatrol Wibawa Rupiah