Gunung Agung Meletus
Gunung Agung Meletus Dahsyat pada 1963, Sebanyak 1.549 Orang Tewas, Bagaimana dengan Zaman Now?
Gunung Agung di Bali saat ini sudah berstatus awas karena sudah beberapa kali erupsi bahkan terkahir mengeluarkan lava
Selain itu, 1.700 rumah hancur, dan 225.000 orang kehilangan mata pencaharian.
Sementara, BNPB menyebut, untuk letusan Gunung Agung tahun 2017, "sampai saat ini belum ada korban jiwa."
Letusan Gunung Agung pada akhir November ini, bermula dari erupsi pada Selasa (21/11).
Erupsi pembuka tersebut membuat rekahan kawah Gunung Agung "semakin besar".
Erupsi pertama itu disusul erupsi kedua pada Sabtu (25/11).
Letusan yang bermula sore itu, disusul erupsi magmatik, di mana gunung memuntahkan material dari dalam perutnya.
"Setelah kita cek, ternyata ada sinar (api) dari dalam kawah, lava membanjir. Paginya, material tererupsikan, warnanya kuning kemerahan. Itu ciri khas Gunung Agung. Sampai sekarang erupsi terus berlangsung," kata Sutopo.
Meski letusan diprediksi tidak akan sebesar letusan pada tahun 1963, tetapi BNPB menekankan "kemungkinan letusan lebih besar (dari yang saat ini terjadi), sangat tinggi".
"Lava terus penuh, tremor terus. Dan kemungkinan erupsi lebih besar."
Letusan lebih besar juga diindikasikan dengan adanya dentuman dari gunung, yang suaranya terdengar hingga kejauhan 12km.
"Dan ini tidak kita ketahui akan terjadi sampai kapan," tutur Sutopo.
Dengan penetapan status bahaya tertinggi, yaitu level 4 atau Awas, masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Agung dalam radius 8km.
Radius itu ditambah 2km, menjadi 10km bagi kawasan di utara, timur laut, selatan dan barat daya gunung.
Ini berarti terdapat 22 desa yang warganya harus mengungsi.
Meskipun begitu, dari total 90.000 sampai 100.000 jumlah warga di seluruh desa tersebut, BNPB mencatat baru "40.000 warga yang sudah mengungsi."
