Maulid Nabi Muhammad SAW
Ini Dia 2 Tradisi Unik Orang Banjar Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW
Menyambut kelahiran atau maulid Nabi Muhammad SAW tiap 12 Rabiul Awal, umat Islam di Kalimantan Selatan
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Ernawati
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menyambut kelahiran atau maulid Nabi Muhammad SAW tiap 12 Rabiul Awal, umat Islam di Kalimantan Selatan memiliki tradisi unik, yaitu baayun maulid dan makan batalam.
Tradisi itu digelar tiap tahun.
Di Banjarmasin, biasanya ada tradisi baayun maulid dilaksanakan secara bersama-sama di halaman Masjid Sultan Suriansyah di Jalan Alalak Utara RT 5, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Tahun ini acara itu kembali digelar oleh Pengurus Masjid Sultan Suriansyah pada 12 Rabiul Awal.
Pada pelaksanaan tradisi ini, dari bayi hingga dewasa turut bepartisipasi dengan cara diayun memakai ayunan khusus.
Ayunannya dihiasi berbagai macam benda yang dalam tradisi orang Banjar memiliki makna-makna dan harapan tertentu bagi yang diayun.
Misalnya, janur bernama ular lidi yang diletakkan di bagian atas ayunan, bermakna kebersihan.
Diharapkan, orang yang diayun akan selalu senang dengan kebersihan.
Kemudian ada lagi janur berbentuk bunga dan burung.
Itu menyimbolkan kebesaran Kerajaan Banjar di masa lalu.
“Diharapkan para generasi muda sekarang bisa mengenal tentang kejayaan dan kebesaran Kerajaan Banjar di masa lalu,” jelas seorang pengurus masjid itu, H Muhammad Noor Thalhah kepada BPost Online beberapa waktu lalu.
Ayunan ini juga dihiasi rantai, kembang barenteng, berbagai macam buah bahkan uang juga ada.
Semua ini mengandung harapan-harapan tertentu atau bahkan hajat-hajat khusus untuk mereka yang ikut meramaikannya.
Ayunan tersebut didominasi kain berwarna kuning.
Dalam sejarah orang Banjar, kain kuning memang memiliki makna khusus seperti halnya warna merah pada tradisi orang Cina.