Fenomena Alam

Waktu Pengerjaan Sholat Gerhana Bulan Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Berikut Tata Caranya

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan waktu pengerjaan dan tata cara Sholat Gerhana Bulan, jadwal Blood Moon 7-8 September.

Editor: Mariana
BANJARMASINPOST.co.id/yayu fathilal
GERHANA BULAN TOTAL - Ilustrasi Gerhana Bulan Total. Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan waktu pengerjaan dan tata cara Sholat Gerhana Bulan, jadwal Blood Moon 7-8 September. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan waktu pengerjaan dan tata cara Sholat Gerhana Bulan.

Diketahui, fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) atau Blood Moon akan berlangsung di Indonesia, Minggu (7/9/2025) hingga Senin (8/9/2025) dini hari.

Asal muasal Sholat Gerhana terdapat dalam hadist sebagaimana diterangkan Ustadz Khalid Basalamah, lebih spesifiknya adalah ketika terjadi Gerhana Matahari.

Baik Gerhana Bulan ataupun Gerhana Matahari, Ustadz Khalid Basalamah mengatakan hal tersebut adalah wujud tanda-tanda kekuasaan Allah.

Gerhana Bulan adalah fenomena tata surya yang melibatkan Bumi, Matahari, dan Bulan.

Baca juga: Referensi Prompt yang untuk Foto Miniatur atau Action Figure di Gemini AI, Contoh Deskripsi Detail

Baca juga: Momen Anak Ruben Onsu Gandeng Tangan Sarwendah dan Giorgio Antonio di Mall, Terekam Pengunjung

Fenomena ini terjadi ketika Bulan terutup oleh bayangan Bumi. Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama.

Umat Islam dianjurkan Sholat Gerhana Bulan atau yang disebut khusuf, sebagaimana dianjurkan shalat Gerhana Matahari atau kusuf.

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hadist riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, telah terjadi Gerhana di zaman Nabi Muhammad SAW pada hari dimana meninggalnya Ibrahim anak dari Nabi SAW.

"Lalu orang-orang berkata Gerhana Matahari terjadi akibat kematian Ibrahim, maka Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi, tak akan terjadi gerhana pada keduanya dikarenakan kematian seseorang, atau karena hidupnya seseorang," jelas Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube DUNIA DAN AKHIRAT Channel.

Ia menambahkan, Rasulullah SAW kemudian menganjurkan apabila melihat kedua Gerhana tersebut maksudnya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari, maka hendaknya berdoa dan shalat hingga Gerhana itu hilang.

Dalam hadist disebutkan Gerhana Matahari, namun juga ada Gerhana Bulan, perbedaannya waktu pelaksanaan Gerhana Bulan dilakukan pada malam hari dan umumnya dilakukan sendiri-sendiri tidak berjamaah. Sedangkan Gerhana Matahari dianjurkan shalat berjamaah.

Pada hadits shahih dijelaskan Nabi Muhammad SAW mengeraskan bacaan di kala shalat Gerhana dan shalat dua rakaat dengan empat rukuk dan empat sujud.

"Karena disunnahkan shalat hingga gerhana hilang, maka Nabi SAW membaca surah yang panjang setelah Surah Al-Fatihah," paparnya.

Surah-surah yang panjang yakni Surah Al-Baqarah, Surah Ali Imran, Surah An-Nisa, dan Surah Al-Maidah.

Kemudian rukuk pun dilakukan dalam keadaan yang lama, selama berdiri sebelumnya. Caranya membaca keenam doa rukuk, Subhana robbiyal adzhimi sebanyak 10-11 kali.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved