Video Mesum Bandung
Polisi Mulai Menguak Pemeran Video Asusila
Korban dua anak kecil di bawah umur yang terlibat dalam video mesum yang sedang heboh di dunia media sosial, diduga salah satunya merupakan
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANDUNG – Korban dua anak kecil di bawah umur yang terlibat dalam video mesum yang sedang heboh di dunia media sosial, diduga salah satunya, merupakan anak jalanan.
Hal itu terungkap dari percakapan dalam video berdurasi 1 jam 11 menit itu.
Pada adegan pembuka tayangan tersebut, terlihat seorang wanita berinisial I masuk ke dalam kamar hotel.
I mengenakan kacamata, baju berwarna hitam dan rok sepaha berwarna putih.
Baca: Makna Acungan Jempol Bupati Hulu Sungai Tengah Saat Akan Ditahan KPK
Baca: Pendaftaran CPNS Februari 2018! Simak Jumlah yang Dibutuhkan dan Tata Cara Serta Persyaratannya
Baca: Sempat Heboh Bakal Maju Jadi Cagub, Kapolda Kaltim Tiba-tiba Dimutasi ke Mabes
Baca: Ini Kejanggalan yang Ditemukan dalam Kasus Perampokan Bank Mandiri yang Libatkan Oknum Polisi
Baca: Ada yang Aneh dengan Kalender 2018, Kok Sama Persis dengan Tahun 1979, Ini Penjelasannya
Di belakangnya datang seorang bocah yang mengenakan sweater berwarna merah muda, diketahui belakangan anak tersebut berinisial D.
“Ateu-ateu, saya belum makan, haus, tadi habis ngamen, tadi D ngomong begitu,” ujar I ketika berbicara kepada seorang lelaki yang diduga merekam video tersebut atau kita sebut saja P.
Kemudian, P mengatakan telah membelikan makanan untuk D.
Terlihat beberapa bungkus jajanan anak-anak di sebuah meja dalam ruangan tersebut.
“Tadi saya belikan makanan, tapi katanya lagi puasa, tapi enggak ada yang nyuruh puasa,” kata I dengan dialek Bahasa Sunda yang kental.
Bukti selanjutnya, pada adegan berikutnya sekira menit ke 1.15 detik.
Dalam adegan tersebut, terlihat D sedang membuka kemasan sebuah produk jajanan cokelat berbentuk telur.
“D, what inside? (apa di dalamnya) ?” Tanya P kepada D.
“Watir bieu keur ngamen, terus ku aing diajak, hayu ngilu jeung aing (kasihan lagi ngamen, terus saya sama diajak, hayu ikut dengan saya),” ujar I dengan nada ketus kepada P.
Selanjutnya, ada kemungkinan pelaku yang boleh dibilang tante-tante bagi seukuran dua bocah itu, mengenal orangtua korban.
Hal itu diucapkan I pada menit ke-27, saat korban dibaringkan di samping pelaku.
“Pokonya lakukan seperti yang kemarin, kalau tidak mau enggak akan diajak lagi, nanti saya akan laporkan ke ibu kamu, biar dimarahin terus disuruh ngamen lagi,” katanya.
Kendati demikian, ini hanya dugaan. Mengingat video tersebut direkam untuk keperluan tertentu.
Namun, bila melihat polosnya D menjawab dan bereaksi, kuat dugaan bahwa reaksinya bukan rekaan.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menilai, beredarnya video tersebut dapat berdampak negatif terhadap anak di Indonesia.
Anak-anak dikhawatirkan akan meniru perbuatan tak senonoh tersebut.
"Jika video tersebut terus beredar, bisa berpotensi peran-peran yang ada di video itu diimitasi oleh anak. Ini berbahaya," kata Susanto seperti dilansir dari Kompas.com. (TRIBUNNEWS.com)
