Gadis Cilik Ini Adalah Jurnalis Termuda di Dunia, Dia Tak Gentar Menghadapi Tentara Israel
Janna Jihad Ayyad, yang di 2018 ini berusia 12 tahun, termasuk di antara jurnalis termuda di dunia.
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Janna Jihad Ayyad, yang di 2018 ini berusia 12 tahun, termasuk di antara jurnalis termuda di dunia.
Dia merupakan seorang penduduk desa Nabi Saleh di Tepi Barat Palestina yang dijajah Israel.
Dia bersama banyak anak setempat lainnya, secara teratur berpartisipasi dalam demonstrasi menentang pendudukan Israel.
Dia mulai membuat video tentang apa yang terjadi di desanya saat dia berusia tujuh tahun.
"Tidak banyak wartawan yang mengirim pesan kami dari Palestina ke seluruh dunia, jadi saya berpikir, 'mengapa saya tidak mengirim pesan saya dan menunjukkan kepada mereka apa yang terjadi di desaku'," kata Janna kepada Al Jazeera dalam sebuah artikel terbitan 2016 lalu seperti dikutip oleh BPost Online.
Tidak ada jurnalis dalam keluarga Janna, namun pamannya, Bilal Tamimi, adalah seorang fotografer yang telah mendokumentasikan kekerasan tentara Israel di Nabi Saleh.
Baca: Heboh Video Mesum, Identitas Pelaku Belum Terkuak, Benarkah Pelajar dari Sekolah di Banjarmasin?
Janna sebagian terinspirasi olehnya.
"Saya berbicara tentang apa yang terjadi. Saya melihat sebuah pendudukan, tentara, meriam dan polisi. Mereka melakukan banyak hal untuk membuat kami pergi dari tanah kami,” katanya.
Kematian dua pria di desanya, yaitu sepupunya, Mustafa Tamimi dan seorang pamannya, Rushdie Tamimi menjadi pemicu baginya untuk mulai mendokumentasikan semua hal yang terjadi di Nabi Saleh.
Mustafa terbunuh oleh tabung gas dan Rushdie ditembak fatal di ginjalnya.
Sejak saat itu, Janna telah memperluas pekerjaannya, bepergian bersama keluarganya dan menggunakan iPhone ibunya untuk syuting video di Yerusalem, Hebron, Nablus dan Yordania.
Baca: Perbuatan Mesum Dilakukan di Garasi Tanpa Alas, Warganet: Duh malu-maluin Banjarmasin
Video-videonya menunjukkan segalanya dari orang-orang yang ditahan di pos pemeriksaan, demonstrasi dan kekerasan terhadap anak-anak Palestina.
Sebagai seorang anak, dia merasa memiliki kelebihan dibanding wartawan dewasa.
"Para tentara menangkap wartawan besar dan membawa kamera mereka," sebutnya.
Di Facebook, Janna menggambarkan dirinya sebagai tokoh berita dan telah menarik lebih dari 22.000 pengikut.
Lamannya mencakup beberapa videonya yang bepartisipasi dalam demonstrasi dan menghadapi tentara Israel.
Laporannya disampaikan dalam bahasa Arab dan Inggris.
"Kamera saya adalah senapan saya," Janna menjelaskan.
"Kameranya lebih kuat dari pistol. Saya bisa mengirim pesan saya ke rakyat kecil dan mereka bisa mengirimkannya ke orang lain," lanjutnya.
Baca: Misteri Susuk, Mulai dari Bikin Cantik sampai Pesugihan, Benarkah Bisa Mengubah Nasib Pemakainya?
Ibunya, Nawal Tamimi, mengatakan bahwa dia takut dan bangga pada anak perempuannya.
"Saya bangga dengan anak perempuan saya karena sewaktu kecil dia menceritakan pesannya kepada dunia. Dia berbagi ketakutan, apa yang dia rasakan dan masalah bersekolah," kata Nawal kepada Al Jazeera.
"Tapi saya takut padanya, ketika tentara datang di tengah malam dan merobek gas rumah kami dan kami terbangun dalam asap. Mereka menyerang orang-orang kami yang berdemonstrasi melawan pemukim dan pendudukan Israel," ceritanya.
Paman Janna, Bilal, mengatakan bahwa sulit menerima pekerjaan Janna.
"Dia harus bermain dan belajar, tapi dalam hidup kita itu bukan pilihan," katanya kepada Al Jazeera, mencatat bahwa keluarga tersebut memiliki riwayat aktivisme yang berasal dari tahun 1948.
Baca: Pernah Salah Gantung, Ini Curahan Hati Seorang Algojo yang Sudah Mengeksekusi Lebih 20 Orang
"Kita harus mengajari anak-anak kita agar tidak menerima penghinaan dan tidak menjadi pengecut. Kami berada di bawah penjajahan dan kami tidak bisa mengajari anak-anak kami untuk diam, mereka harus berjuang demi kebebasan mereka," sebut Bilal.
Ketika dia bertambah tua, Janna mengatakan bahwa dia ingin bekerja di CNN atau Fox News.
“Karena mereka tidak berbicara tentang Palestina dan saya ingin membuat laporan tentang Palestina," kata Janna.
Ketika ditanya seperti apa dunia ideal untuknya, Janna, untuk sekali ini, merespons seperti anak berusia 10 tahun saat artikel ini diterbitkan Aljazeera pada 2016 lalu: "Saya ingin merah muda."
Pantauan BPost Online, Janna cukup aktif di media sosial seperti facebook, Twitter dan Instagram memberitakan berbagai hal tentang Palestina dan Israel.
Dia kembali mengudara, melaporkan kondisi terkini di negaranya.
Postingan-postingannya itu mendapatkan banyak dukungan dari warganet dan mereka salut dengan apa yang telah dilakukannya untuk kebebasan Palestina.
Bahkan aktivitasnya meliput berita di Palestina dan harus berhadapan dengan tentara Israel dibuatkan videonya yang diposting oleh akun Facebook Local Heroes.
(banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal)