Berita Hulu Sungai Utara
Pelayannya Berpakaian Seperti Ini, 12 Warung Remang-remang di Desa Tabur Bakal Dibongkar,
Saat melintasi perbatasan Kabupaten HSU dengan Kabupaten Tabalong di Desa Tabur Kecamatan Amuntai Utara terlihat warung berjejer
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Saat melintasi perbatasan Kabupaten HSU dengan Kabupaten Tabalong di Desa Tabur Kecamatan Amuntai Utara terlihat warung berjejer yang menjual makanan dan minuman.
Sayangnya warung tersebut diduga dijadikan warung remang remang dengan pelayan yang mengenakan pakaian seksi.
Hal ini membuat warga sekitar tak senang karena membawa dampak buruk bagi lingkungan dan melapporkannya ke pihak kepolisian dan Satpol PP HSU.
Iwan warga sekitar mengatakan saat malam hari banyak orang yang berkumpul di warung tersebut.
Kendaraan truck juga berjejer dan yang melayani adalah wanita muda dengan pakaian seksi.
Baca: Inilah Tarif PSK Muda 19 Tahun yang Layani Empat Pria Dalam Semalam
"Di Desa Tabur juga tengah dibangun Pondok pesantren, hal ini akan memberi kesan yang kurang baik," ujarnya.
Terpisah Noriansyah Kasi Penertiban Satpol PP HSU mengatakan sebelumnya pihaknya telah memberikan pembinaan kepada pemilik warung untuk mengebakan pakaian yang sopan saat melayani pembeli dan tidak buka hingga tengah malam.
"Tiga bulan lalu kami sudah lakukan pembinaan, untuk lebih sopan, pembatasan jam buka, hingga tidak menjadi tempat transaksi jual beli barang terlarang, namun sayangnya hal tersebut tidak digubris," ujarnya.
Dan setelah melalui hasil rapat oleh pihak terkait bahwa warung yang ada di pinggir jalan tersebut wajib dibongkar.
Baca: Wow! Jenis Getar Goyang Paling Diminati Pemesan Sex Toys di Banjarmasin
Sebanyak 12 warung yang diperintahkan untuk dibongkar.
Pihak Satpol PP juga telah memberikan surat keputusan serta Surat peringatan pertama untuk pembongkaran warung.
Keputusan ini diambil untuk menghindari terjadinya transaksi obat obatan dan minuman keras atau barang melanggar hukum lainnya.
Keberadaan warung juga dikhawatirkan juga mengganggu lalu lintas karena banyaknya truck dan mobil yang berparkir dipinggir jalan.
Serta merusak citra Kabupaten HSU yang terkenal agamis terlebih di lingkungan tak jauh dari Pondok Pesantren.