Jendela Dunia
Baru Terungkap! Ternyata, Hampir Semua Tentara Nazi 'Dicekoki' Sabu saat Berperang, Ini Faktanya!
Temuan Öhler ini berawal saat seorang temannya menyebut tentara Adolf Hitler ini mungkin menggunakan obat-obatan terlarang.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang penulis, Norman Öhler, dalam buku barunya mengklaim tentara Nazi menggunakan sabu saat berperang dalam Perang Dunia II.
Temuan Öhler ini berawal saat seorang temannya menyebut tentara Adolf Hitler ini mungkin menggunakan obat-obatan terlarang.
Beberapa saat kemudian Öhler langsung menjelajahi arsip Amerika Serikat dan Jerman, di mana dia menemukan beberapa kejutan, seperti dijelaskan dalam buku barunya Der Totale Rausch (Kesibukan Total).
Baca: Pemeran Rambo, Sylvester Stallone Dikabarkan Meninggal Karena Kanker Prostat, Penggemarnya Heboh
Kejutan pertamanya adalah catatan dari dokter pribadi Hitler yang menggambarkan dia menerima 800 suntikan hormon hewan dan candu Eukodal, yang menurut Öhler merupakan "sepupu heroin secara farmasi," lebih 1.349 hari, laporan Independen.
Öhler juga menemukan bukti bahwa tentara Nazi menggunakan obat-obatan selama penyerangan besar-besaran.
Baca: Duh! Ayah Ini Membelah Dua Tubuh Bayinya yang Lagi Tidur dengan Buku, Faktanya Ada di Video Ini
Meskipun Nazi mengutuk kokain, opium, dan morfin sebagai "produk Yahudi," kimiawan Nazi Fritz Hauschild mengembangkan obat baru, Pervitin, yang pada dasarnya sabu dalam wujud pil.
Pervitin sendiri sebenarnya bukan produk rahasia, karena secara terbuka tersedia di Jerman pada tahun 1937 dan digunakan sebagai semacam obat untuk membuat orang merasa waspada.
Itu bahkan dimasukkan ke dalam cokelat sehingga ibu rumah tangga bisa mengambil bagian dalam peperangan.
"Ini menjadi obat pilihan, seperti orang minum kopi untuk meningkatkan energi mereka," kata Öhler.
Baca: Astaga! Remaja Ini Bertelur Lagi, Keluarganya Panik dan Buru-buru Bawa ke Rumah Sakit
"Untuk beberapa hari pertama, Anda tidak perlu tidur." Yang membuatnya sempurna untuk digunakan saat pasukan Hitler menginvasi Polandia pada 1939.
Menjelang serangan terhadap Perancis, papar Öhler, sekitar 35 juta tablet diperintahkan untuk disiapkan bagi para tentara.
Jenderal Erwin Rommel, seorang komandan tank yangdikenal sebagai "Desert Fox," dilaporkan mengonsumsi Pervitin seperti "makanan sehari-hari.”
Bahkan setelah obat itu dilarang di Jerman pada 1941, tentara terus menggunakannya, Öhler mengatakan.
Tentara Inggris, dan tentara Amerika di Inggris, mulai menggunakan amfetamin "untuk bersaing dengan ‘senjata gila’ tentara Jerman ini."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/a-tentara-nazi-jerman-pernah-menggunakan-sabu-sabu_20180219_192043.jpg)