Seputar Kaltara

Duh, Puluhan Desa di Perbatasan RI di Kaltara Masih Krisis Listrik!

Listrik masih menjadi infrastruktur dasar yang dirindukan masyarakat Kecamatan Krayan, Kabupaten Malinau.

Editor: Ernawati
via TRIBUNKALTIM.co
(Foto: HO) LPADKT Cabang Krayan berunjukrasa di Kantor Cabang PLN Krayan meminta listrik mengalir 24 jam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMARINDA - Listrik masih menjadi infrastruktur dasar yang dirindukan masyarakat Kecamatan Krayan, Kabupaten Malinau.

Tokoh masyarakat Krayan sekaligus Kaltim, Vendi Meru, meminta pemerintah segera merealisasikan janjinya untuk membangun kawasan perbatasan Negara.

"Tidak sedikit Menteri yang datang ke Krayan. Kami minta, para Menteri ini merealisasikan apa yang mereka janjikan kepada masyarakat Krayan," kata Vendi, Kamis (22/2/2018), di Samarinda.

Ketua Laskar Pemuda Adat Dayak Kaltim (LPADKT) ini meminta, pemerintah tidak sekadar datang ke Krayan untuk menghibur hati masyarakat yang bermukim di beranda negara, ini.

Baca: Viral! Emak-emak Gigit Tangan Anggota Polisi Sampai Meringis Kesakitan, Ini Gara-garanya

Baca: Sule dan Andre Sukses Bikin Dua Pebalap Moto GP, Dani Pedrosa dan Marc Marquez Terbahak-Bahak

Baca: Jadwal Siaran Langsung MNC TV - PSIS Vs Arema FC di Piala Gubernur Kaltim 2018 - Ujian Gustavo Lopez

Baca: Kronologi Kecelakaan Maut Mengerikan di Jalan Nasional Desa Tambangulang Tanahlaut

"Krayan ini sangat strategis. Karena dekat sekali dengan Malaysia. Kami ingin, pemerintah membuat gebrakan nyata di Krayan," tegasnya.

Awal pekan lalu, kata Vendi, LPADKT menggelar unjuk rasa di Kantor Cabang PLN, Krayan.

Aksi damai yang diikuti ratusan anggota LPADKT tersebut diterima pejabat Muspika Krayan bersama Koordinator PLN cabang setempat.

“Jujur saja hal ini berawal dari adanya laporan dan keluhan dari saudara-saudara kami di Krayan. Hingga akhirnya sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai ormas daerah, kami memutuskan untuk menggelar aksi demo damai ini,” ungkap Vendi.

Di Krayan, kata Vendi, listrik hanya menyala 12 jam. Dari pukul 18.00 hingga 06.00.

"Selanjutnya 12 jam berikutnya listrik mati total. Nah sementara aktivitas sekolah maupun kesehatan dan perkantoran berjalan tanpa listrik. Bagaimana pembangunan dan perekonomian serta layanan kesehatan berjalan lancar? Bagaimana anak-anak kami mau pintar? Kalau belajar hanya mengandalkan sinar matahari. Bagimana anak-anak sekolah bisa mendalami komputer atau kemajuan fasilitas belajar lainnya kalau tak ada listrik di sekolah,” urai Vendi.

Vendi berharap aspirasi ini bisa didengar pemerintah pusat, khususnya melalui Pemprov Kaltara.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved