Seperti Ini Dampak yang Akan Terjadi Pada Lingkungan Bila Lahan Gambut Tak Direstorasi

BANJARMASINPOST.CO.ID, BALANGAN - Alive Yoesfah Love, Kepala BPBD Balangan kepada BPost menyebut ada empat kecamatan di Bumi Sanggam yang wilayahnya memiliki lahan gambut.

Selama musim panas atau kemarau lahan-lahan gambut itu sering terbakar.

Keempat kecamatan itu adalah Batumandi, Lampihong, Paringin serta Paringin Selatan.

Porsi wilayah yang banyak lahan gambutnya ada di Batumandi dan Lampihong.

Disebutkan Yoesfah, selama tahun 2017 tercatat sebanyak tujuh terjadi kebakaran lahan gambu terutama di Batumandi, Desa Sungai Hanyar.

Baca: Sonia Fergina Citra Jadi Puteri Indonesia 2018, Pertanyaan Miss Universe Kok Jadi Perdebatan

Baca: Remaja Banua Ini Sukses Dulang Miliran Rupiah di Lombok, Jual Ini Sampai Dibeli Orang Aasing

Baca: Chika Jessica Keluar Dari Hitam Putih Usai Deddy Corbuzier Ngamuk? Inikah Acara Alay versi Deddy

Untuk penanganan lahan gambut jika terjadi kebakaran dilakukan penanganan khusus secara kontinyu, seperti menggunakan peralatan khusus gambut atau sumbut.

"Sumbut itu dimana air langsung kita masukan ke dalam lahan gambut lalu disemprotkan sehingga air mencapai langsung ke titik api dibawahnya," jelasnya.

Disebutkan dia, akhir tahun 2016 pihak telahan mengusulkan kepada BRG pembuatan kanal dan embung serta sumur bor di lahan gambut di Balangan terutama wilayah Batumandi dan Lampihong.

"Namun hingga kini belum ada respons dari BRG,” ungkapnya.

Dikatakannya, restorasi lahan gambut penting dilakukan terutama untuk mengembalikan fungsi lahan gambut itu sendiri, sehingga di musim panas dan hujan tidak menimbulkan dampak.

"Ditakutkan dampaknya bisa merusak lingkungan jika tak direstorasi, terutama di musim panas rentan kebakaran lahan," ujarnya.