Berita Tapin
Pria Ini Hapal Jumlah Pendonor Serta Golongan Darahnya, Ternyata Ini yang Dilakukannya
Setiap hari dia mencari darah segar untuk menolong pasien yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Datu Sanggul
Pernah kejadian, kata Fauzi, keluarga pasien mencari darah segar untuk operasi.
Selama tujuh jam dia berjam-jam mencari pendonor dan sudah menghubungi puluhan nomor telepon, lewat WA dan menggunakan HT, tapi tidak dapat.
“Keluarga pasien yang memerlukan darah segar sudah mulai gelisah dan panik. Untung, sekitar pukul 23.00 Wita ada pendonor datang,” ujarnya.
Baca: Deddy Corbuzier Ungkap Acara Alay Bukan Suami Istri Grepe-Grepean di TV, Siapakah Artis Tersebut?
Menurut Fauzi, paling sulit mencari darah saat tengah malam atau hari sedang hujan.
“Pada dua situasi ini biasanya sulit mencari pendonor,” ujarnya.
Selama enam bulan menjadi relawan pencari darah, kata Fauzi, dia menemukan beragam tipe para pendonor.
Ada yang saat ditelepon, langsung bersedia menjadi pendonor.
Ada juga bertanya dulu.
“Pernah juga, karena sulitnya mencari pendonor, sedangkan keluarga pasien segera memerlukan, akhirnya saya sendiri menjadi pendonor. Tapi ditolak petugas, karena saya sudah sering memberi darah dan waktunya untuk kembali mendonor masih belum sampai,” ujarnya.
Fauzi mengaku, dirinya sudah mempunyai data sejumlah 490 pendonor di Kabupaten Tapin dan Kandangan.
“Pendonor itu lengkap dengan nomor hapenya. Ketika memerlukan darah, saya tinggal menghubungi bersangkutan,” ujarnya.
Dirincikan Fauzi, untuk darah B ada 170 pendonor, darah A ada 70 pendonor, darah AB ada 50 pendonor dan darah O ada 200 pendonor.
“Kalau memerlukan darah, saya tinggal menghubungi mereka. Cara paling mudah menghubungi pendonor dengan cara menelepon langsung dan lewat HT,” ujarnya.
Mekanisme mencari darah di RS Datu Sanggul, yaitu keluarga pasien mendatangi unit transfusi darah.
“Bila tidak ada darah yang diperlukan di unit tersebut, petugas medis biasanya menghubungi saya untuk minta carikan darah, ” ujarnya.
“Yang membuat saya kagum terhadap pendonor, mereka tidak mau menerima imbalan dari saya, apalagi meminta imbalan kepada keluarga pasien,” tambahnya.
Menurut Fauzi dirinya menjadi relawan tersebut sudah mendapat restu dari istri dan kedua orangtua.
“Saya terpanggil menjadi relawan pencari darah karena panggilan hati,” ujar pria lulusan SMAN1 Rantau ini.
