Cerita Pengusaha Kayu Gaharu

Sekilo Gaharu Bisa Seharga Rp 800 Juta, Awas Beredar Juga Kayu Gaharu Palsu

Setiap barang bagus dan bernilai tinggi tentunya mempunyai jenis serta kualitas yang tinggi pula. Begitupula kayu gaharu.

Penulis: Salmah | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/salmah
Kayu Gaharu merah milik pengusah garu di Martapura 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Setiap barang bagus dan bernilai tinggi tentunya mempunyai jenis serta kualitas yang tinggi pula. Begitupula kayu gaharu.

Kayu gaharu A super warnanya hitam pekat, aromanya sangat wangi. Kayu gaharu super B warna hitam kecoklatan dan beraroma cukup wangi.

Sedangkan kayu gaharu C warnanya cenderung coklat dan beraroma wangi yang tidak menyengat.

H Nurdin, pemilik Toko Udin borneo di Pertokoan Cahaya Bumi Selamat, Martapura, Kabupaten Banjar, mengatakan, perlu kecermatan untuk membedakan jenis kayu gaharu.

"Harus jeli menilai mana yang kualitasnya baik, sedang dan bahkan menilai kayu yang palsu. Serat dari gaharu yang bagus itu lebih solid dan padat," jelasnya.

Baca: Bermanfaat dan Berharga Tinggi Kayu Gaharu Dicari Pemburunya Sampai ke Pelosok

Lebih lanjut dijelaskannya, kayu gaharu gumbil (gubal) banyak diolah untuk minyak wangi. Inilah kayu gaharu kualitas nomor satu.

"Harga kayu gaharu itu dihitung per kilogram. Gaharu gumbil yang memang asli mencapai Rp800 juta per kg," ungkapnya.

Adalagi gaharu merah yang harganya Rp500 ribu per kg. Di tokonya, H Nurdin, memiliki sepotong kayu tersebut dengan berat sekitar 22 Kg.

"Gaharu ini jika ditempeli senter dan disorot cahaya akan terlihat warna merah di bagian batang yang kena cahaya," jelasnya.

Gaharu merah ini biasanya disukai para keturunan Tionghoa untuk harum-haruman dan bisa juga sebagai hiasan dengan mengukir batangnya. Makanya banyak dijual batangan.

Baca: Tak Muncul di Pesbukers, Netizen Tanya Raffi, Bos ANTV: Katanya Pusing, Tapi Ada di TV Sebelah

Kemudian kayu gaharu buaya Rp75 kg per kg. Harga lebih murah sehingga banyak dibuat untuk hiasan. Dinamakan gaharu buaya karena tempat tumbuh pohonnya di daerah hutan berawa yang merupakan habitat buaya.

Selama ini kayu gaharu yang dibisniskan H Nurdin berasal dari hutan wilayah di Kalteng yang usianya sudah lebih 50 tahunan. (banjarmasinpost.co.id/dea)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved