Serbuan Gepeng Saat Ramadhan
Pengemis Saling Komunikasi Pakai Ponsel, Dinsos Sulit Bendung Gepeng Musiman
Menyorongkan mangkok plastik, Sahraniah mengais rupiah dari belas kasihan orang untuk memenuhi kebutuhan pokok dirinya.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Jarum jam menujukkan pukul 18. 40 Wita. Kumadang azan magrib baru saja selesai. Beberapa orang di pinggiran bundaran Sabilal Muhtadin bukan lantas bergegas untuk melaksanakan salat, tapi sekelompok orang itu tetap bertahan di pinggiran jalan. Mereka adalah pengemis yang biasa berkumpul di lokasi tetsebut.
Menjadi pemandangan biasa, di bulan Ramadhan, gelandangan dan pengemis (gepeng) selalu mucul menjelang akhir puasa dan jelang lebaran tiba. Sahrania adalah satu di antaranya yang kerap berkumpul di seputaran Mesjid Raya Sabilal Muhtadin.
Mengenakan pakaian lusuh, wanita parobaya itu terlihat menengadahkan mangkok plastik di tangannya untuk meminta sedekah kepada warga yang melintas di depannya.
Dia tidak sendirian, melainkan juga memanfaatkan anak-anaknya masih berusia di bawah umur untuk meminta-minta.
Baca: Sidang Putusan PT Sebuku Group vs Gubernur Kalsel, Polisi Turunkan Water Cannon dan Anjing Pelacak
Dengan menyorongkan mangkok plastik bekas wadah sabun, Sahraniah mengais rupiah dari belas kasihan orang untuk memenuhi kebutuhan pokok dirinya.
"Namanya orang tidak punya, mau bagaimana lagi," tutur wanita yang mengaku dari Kelayan Banjarmasin Selatan, Banjarmasin, itu polos.
Selain Sahraniah, beberapa orang dengan berpakaian lusuh juga nongkrong di lokasi tersebut. Mereka pun mencari berkah dari pengedara mobil atau motor yang mau bersedekah.
Rudian, misalnya yang mengaku datang dari orang Amuntai, sengaja mencari uang dengan cara mengemis di Kota Banjarmasin. Dia bahkan sengaja nyewa rumah bedakan di Banjarmasin.
Baca: Mayat ABG Cantik Pakai Tank Top Terbungkus Kardus Ditemukan di Atas Motor, Identitasnya Bikin Geger!
"Lapangan kerjan di kampung tidak ada, saya pun ke Banjarmasin mencari rezeki dengan cara mengemis,” aku lelaki yang mengaku baru seminggu di Banjarmasin.
Rudian sengaja tidak menyorongkan mangkok plastik ke arah orang-orang melintas. Dia hanya berdiri atau duduk pasif menunggu belas kasihan orang.
Cara pakaian yang yang lusuh dengan sendal jepit dan duduk berlesehan di trotoar, bisa membuat iba pengguna jalan dan perhatian pengendara yang melihat. Saat itu lah Rudiani mengharapkan belas asih dari pengedara.
"Hari ini saya tidak dapat apa apa," tuturnya.
Di malam ganjil di bulan Ramadan, dia berharap bisa meraup rezeki cukup banyak untuk dibelikan beras dan pekaian.
Baca: ABG Cantik Ditemukan dalam Kardus, Keluarga Curiga Sosok Ini Sebagai Pembunuh Keji Rika Karina
"Kalau ada kelebihan disimpan untuk dibawa pulang kampung nanti. Setelah lebaran kami akan balik ke kampung halaman," ucap Rudian.
Hampir setiap sore Rudian dan banyak gepeng standby di pinggir-pinggir jalan. Sejauh ini Rudian dan rekan-rekannya mengaku belum pernah kena razia Satpol PP.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/capture-bpost-edisi-07062018aa_20180607_093829.jpg)