Berita Banjarmasin
Kisah Penerima Penghargaan Internasional Gamelan Award 2018 Asal Banua, Pernah Dibayar Makanan Saja
Kisah Penerima Penghargaan Internasional Gamelan Award 2018 Asal Banua, Pernah Dibayar Makanan Saja
Penulis: Amirul Yusuf | Editor: Restudia
BANJARMASINPOST.CO.ID - Setiap karya seni memiliki ciri khas masing-masing dan mencerminkan seniman yang membuat karya tersebut. Bahkan tidak jarang para seniman harus melewati masa-masa sulit demi menyampaikan karyanya ke masyarakat.
Banyak seniman yang telah memukau jutaan penikmat seni dengan hasil karyanya, di antaranya Affandi Koesoema, WS Rendra, dan Ludwig Van Beethoven. Di banua kita sendiri, Lupi Anderiani merupakan salah satu sosok seniman yang telah dikenal atas karyanya dan dedikasinya di dunia seni banua.
Bahkan, pria yang disapa Lupi ini baru saja mengharumkan nama Banua di kancah internasional. Ya, Lupi mendapatkan penghargaan di ajang International Gamelan Festival (IGF) pada Agustus 2018 lalu.
Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi Lupi sebagai pengembang gamelan di Kalimantan Selatan. Bahkan pria mahasiswa pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini tidak menyangka dirinya mendapat penghargaan tersebut.
Baca: Sscn.bkn.go.id - BKN Umumkan Waktu Terbaik Kirim Persyaratan CPNS 2018 di Situs Resmi Pendaftaran
Baca: Sscn.bkn.go.id- Masukkan Format Persyaratan Ini Bentuk PDF di Situs Resmi Pendaftaran CPNS 2018
"Kaget dan tidak menyangka bakal mendapat penghargaan, awalnya panitianya tidak ada bilang apa-apa saat kami diminta tampil di IGF 2018," jelas pria asal Hulu Sungai Tengah ini kepada Banjarmasin Post pada Minggu (16/9/2018).
Dirinya pun senang bangga bahwa gamelan Banjar telah diakui secara internasional, hal itu menjadi kebanggaan tersendiri karena gamelan dikenal identik dengan Jawa. Di samping penghargaan yang didapatnya di IGF, dia mengaku senang dapat berkenalan dan berbagi kepada para penggiat gamelan dari luar negeri.
Walaupun Lupi merupakan anak dari seniman tradisional Banjar, (Alm) Abdul Wahab Syarbaini, kesuksesan tidak serta datang dengan sendirinya.
Tidak jarang dia harus menempuh medan yang sulit untuk datang ke tempat pagelaran, bahkan pernah hanya dibayar dengan makanan saat tampil dulu. Namun, dia tetap bersyukur karena jerih payahnya terbayarkan dengan melihat pagelarannya yang sukses.
Sebagai seniman, dia juga pernah memerankan tokoh Demang Lehman di film layar lebar. Meskipun saat ini belum mendapatkan bayaran, dia tetap senang dapat turut serta dalam film layar lebar yang menceritakan sejarah Banua tersebut. "Saya dipilihnya dadakan dan tanpa audisi bahkan sutradaranya sendiri yang meyakinkan untuk ikut, kalau untuk bayaran memang tidak ada surat perjanjiannya, jadi terserah mau dibayar atau tidak," jelasnya.
Dia mengaku berkat sosok ayahnya lah hingga dirinya mampu menjadi seniman banua saat ini. Walaupun kini telah ditinggal sang ayah ke sang pencipta, didikan ayahnya selama ini menjadi momen yang tidak dapat dilupakannya melebihi semua penghargaan yang diperolehnya. (Banjarmasinpost.co.id/Amirul Yusuf)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/seniman-banua-penerima-igf-award-2018-lupi-anderiani_20180918_000709.jpg)