Komentar Panglima TNI Soal Nonton Bareng Film G30S/PKI, Singgung Soal Hak Warga Negara
Pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI kembali menjadi polemik untuk pemutarannya. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI kembali menjadi polemik untuk pemutarannya. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga ikut berkomentar.
Jelang tanggal 30 September, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan siapa saja boleh menonton film Pengkhianatan G 30 S PKI.
"Menonton itu adalah hak seluruh warga negara," ujarnya di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
Hari apa pun, menurut Hadi, bagi mereka yang ingin menyaksikan film tersebut dipersilakan.
"Karena itu adalah bagian dari sejarah bangsa, di mana ideologi komunis harus benar-benar kita tolak untuk tidak bisa masuk ke negeri Pancasila ini," ujarnya.
Baca: Trauma Teco Usai Tewasnya Anggota The Jakmania Jelang Persib vs Persija, Viking Ajak Doa Bersama
Baca: Hanya Ingin Bercerai, Kriss Hatta Sebut Hilda Vitria Malah Perpanjang Kasus dengan Billy Syahputra
Baca: 5 Info Penting BKN & 9 Kesalahan Saat Daftar CPNS di Link sscn.bkn.go.id, Pendaftaran CPNS 2018
Sebelumnya, Hadi mengatakan ideologi komunis membawa sejarah kelam bagu bangsa Indonesia
"Namun, sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan, komunis tidak bisa hidup di negara Pancasila ini," ujarnya di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu
TNI, kata Hadi, juga tetap akan mengantisipasi terkait potensi munculnya ideologi terlarang tersebut.
Dirinya pun mencontohkan, bagaimana aparat-aparat TNI teritorial mengecek pemberitaan tentang sejumlah pasukan membawa senjata AK-47 dan bendera yamg menyerupai palu arit di sebuah daerah yang diduga membawa ideologi komunisme.
"Ternyata pas kita cek, itu adanya di negara tetangga kita di sebelah utara sana, di Laos," kata Hadi.
Saat berkunjung ke tempat tersebut pun, dirinya menghindar ketika hendak berfoto karena di kanan dan kirinya terpasang bendera palu arit.
"Komunis menjadi perhatian kita, menjadi bahaya laten dan telah melakukan hal yang terburuk kepada bangsa Indonesia, sehingga menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia dan kita tidak pernah lupa," pungkasnya.
Sindiran Gatot Nurmantyo
Sebelumnya, mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo menuliskan catatan mengenai pemutaran film Gerakan 30 September.
Hal ini diungkapkan Gatot Nurmantyo melalui Twitter miliknya, @Nurmantyo_Gatot, Kamis (20/9/2018).
Gatot menuliskan seandainya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) tidak berani mengeluarkan perintah kepada prajuritnya untuk menonton film gerakan 30 September, maka KSAD seharusnya melepas pangkatnya.
Meski demikian, Gatot yakin jika KSAD dan Panglima TNI bukanlah orang yang penakut.
Gatot pun menantikan perintah dari KSAD untuk menonton film tersebut bagi prajuritnya.
"Kalau KSAD tdk berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bgaimana mau mimpin prajurit pemberani & jagoan2 spt Kostrad, Kopassus, & semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut... ya sudah pantas lepas pangkat.
Ingat! Tdk ada hukuman mati utk perintah nonton bareng.
Paling copot jabatan, bukan copot nyawa. Kalau takut, pulang kampung saja.
Krn kasian nanti prajuritnya nanti disamakan dgn pemimpinnya penakut. Kan bisa menjatuhkan harga diri prajurit TNI AD yg terkenal di dunia pemberani plus super nekat.
Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanaannya," tulis Gatot Nurmantyo.
