Berita Kabupaten Banjar
Sekolah Belum Penuhi Standar Nasional, Kadisdik; Banyak Guru yang Tidak S1
Lembaga pendidikan baik SD maupun SMP di Kabupaten Banjar rupanya belum memenuhi standar kategori yang ditentukan oleh pusat.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Lembaga pendidikan baik SD maupun SMP di Kabupaten Banjar rupanya belum memenuhi standar kategori yang ditentukan oleh pusat.
Melainkan berada pada satu tingkat di bawahnya.
Kepada Bpost, Minggu (30/9/2018) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Gusti Ruspan Noor menyampaikan saat ini SD di Kabupaten Banjar rata-rata berada pada level empat atau kategori empat.
249 SD di Kabupaten Banjar, dikatakan Ruspan masuk level empat.
Baca: Kisah Penghafal Alquran yang Jadi Korban Gempa Donggala dan Tsunami di Palu Sulteng, Inspiratif!
Sementara pada level tiga ada 96 unit.
Masih ada pula pada level dua yakni 27 unit dan pada kategori satu terdapat 14 unit SD.
"Di Kabupaten Banjar berkaitan dengan pemetaan mutu ini untuk standar pendidik itu masih 3,94 levelnya. Jadi belum mencapai empat," terang Ruspan.
Ia mengatakan hal itu karena banyaknya guru atau tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi S1.
Baca: Bingung Cari Keluarga yang Hilang Pasca Gempa Donggala Sulteng? Coba Aplikasi dari Facebook Ini
Selain itu pada sejumlah sekolah tidak adanya tenaga laboratorium yang memiliki sertifikasi.
Tak hanya itu, Kabupaten Banjar dikatakan Ruspan juga kekurangan tenaga profesional perpustakaan.
Sama halnya tenaga laboratorium, ia mengatakan tidak ada tenaga perpustakaan yang memiliki sertifikasi.
Sehingga biasanya pada sekolah tersebut guru lah yang dijadikan sebagai tenaga laboratorium atau perpustakaan.
Baca: 14.400 Akun Berhasil Mendaftar di Sscn.bkn.go.id, Gagal Daftar CPNS 2018? Ini Solusi Jitu dari BKN
Ruspan menyebutnya sebagai guru yang diperbantukan untuk mengelola atau mengurus laboratorium atau perpustakaan.
Tidak ia pungkiri pula, tak mencapainya nilai kategori pusat, karena banyaknya sekolah yang infrastrukturnya tidak memenuhi standar.
Sebagaimana halnya kurangnya toilet atau bahkan tidak ada laboratorium dan perpustakaan.
(Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohayanti)
