Kisah Masjid Jatuh di HST

Ada Tradisi Menginjakkan Kaki Bayi ke Tangga Mimbar Masjid Al A’la, Ini Harapannya

Sebagai masjid bersejarah di Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, ini jadi tempat ibadah dengan bangunan unik

Penulis: Hanani | Editor: Rendy Nicko
banjarmasin post group/ hanani
Bagian dalam bangunan masjid Al A’la yang dihiasi 16 tiang penyangga bangunan. 

BANJARMASINPOST. CO.ID, BARABAI -  Sebagai  masjid bersejarah di Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Hulu Sungai Tengah, Kalsel, tempat ibadah dengan bangunan unik ini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan wisata religius.

Menurut keterangan Ja’far Shadiq, pewaris dan pemelihara panji dan Alquran tua, kunjungan ramai biasanya pada bulan Ramadan, Idul fitri dan Idul Adha.

Ada yang berkunjung untuk melihat panji dan Alquran tulis tangan, hingga melaksanakan salat sunat dan wajib, jika bertepatan waktu salat fardhu.

Beberapa pengunjung juga ada yang datang membawa sejumlah kue khas Banjar seperti apam putih, apam habang, cucur putih, cucur habang, serta ketupat, dengan niat sedekah untuk para penjaga masjid.

Baca: Kemenristekdikti Buka Pendaftaran CPNS 2018, Ada 9.692 formasi dan Syaratnya via sscn.bkn.go.id

Baca: Gunung Anak Krakatau Meletus 156 Kali, BNPB : Status Waspada dan Radius Aman 2 Kilometer

Baca: Viral Video Mesum Mahasiswa UIN, Pihak Kampus Membenarkan

Pengunjug datang berkelompok maupun bersama anak istri dan keluarga. Dijelaskan, ada tradisi unik yang sering dilakukan pengujung.

Antara lain mencuci muka mereka dengan air yang ada di kolam masjid. Sedangkan mereka yang membawa bayi laki-laki, meminta izin menginjakkan kaki puteranya ke anak-anak tangga mimbar masjid, yang terletak di bagian mihrab.

Baca: Ingin Tahu Peruntungan Anda Rabu 3 Oktober 2018, Ini Penjelasannya

Mereka melakukan hal itu sambil berdoa kepada Allah, agar puteranya kelak mencintai masjid dan langkahnya diringankan untuk selalu salat berjamaah di masjid.

Juga berharap, anaknya kelak menjadi ulama dan pendakwah Islam yang juga bisa berkhotbah di masjid.

“Doa dan harapan orang tua tersebut sangat baik, asalkan tidak menyalahi akidah,”kata Syamsiar Seman, dalam bukunya Panji-panji Dakwah Islamiyah, Sebuah Catatan Khusus Warisan Leluhur di Kampung Jatuh. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved