Berita Banjarmasin
Pondok Terapi Autisma Anak Manis, Terapi 68 Anak, Miliki 15 Pengajar, Pemilik Terinspirasi si Bungsu
Andang mendidikan pondok terapi bukan tanpa alasan. Hal ini terinspirasi dari anak bungsunya bernama Damar yang mengalami autis.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Berkat kesabaran dan kegigihannya, Andang Perwirahadi berhasil mendidik anak-anak penderita autis yang memerlukan kebutuhan khusus menjadi anak yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan orangtua maupun masyarakat sekitar.
Upaya yang dilakukan lelaki yang akrab disapa Andang ini tidaklah sendiri. Kegiatan tanpa pamrih itu dilakukan bersama istrinya, Intiwiwati dibantu puluhan pengajar yang rata-rata lulusan sarjana.
Andang dan Intiwiwati kini memiliki Pondok Terapi Autisma Anak Manis (komunitas homeschooling) beralamat di Jalan Empu Jatmika, Kompleks Beruntung Jaya, Banjarmasin.
Ditemui di pondoknya, Selasa (2/10) Andang mengaku Pondok Terapi Autisma Anak Manis didirikan pada Januari 2000 yang diresmikan oleh dr Asikin Noor.
Awal beroperasi, pondoknya melayani terapi selain kursus, dan seminar serta workshop tentang autisma. Pondok terapinya banyak mendapatkan masukan dari para ahli.
Baca: Akui Tak Punya Banyak Modal, Caleg Perindo Ini Maju di Pileg 2019 Kotabaru Atas Desakan Kawan-kawan
Baca: Maju Pileg 2019 di Balangan, Rusdin Siapkan Peluru Ratusan Juta dan Andalkan Media Sosial
Baca: Laporkan Dana Awal Kampanye Rp 100 Ribu ke KPU dan Bawaslu, Yogi: Masyarakat Semakin Pintar
Andang mendidikan pondok terapi bukan tanpa alasan. Hal ini terinspirasi dari anak bungsunya bernama Damar yang mengalami autis. Dia pun mendatangkan guru terapi khusus, agar puteranya bisa berkomunkasi dengan normal dan bertingkah layaknya anak-anak umumnya.
"Terapi anak saya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar juga dilakukan oleh istri. Setelah terlihat ada kemajuan, kemudian banyak teman-teman menitip anaknya untuk diterapi di rumah saya," ungkap Andang yang diamini oleh istrinya.
Kini Damar sudah duduk di perguruan tinggi semester terakhir mengambil jurusan IT di salah satu PTS di Banjarmasin.
Sejak dia bersama istrinya mendirikan Pondok Terapi Autisma Anak Manis, jumlah pengajar ada 15 orang semuanya bergelar sarjana. "Para pengajar sudah bersertifikat dan mereka sudah mengikuti pelatihan dengan pengajar didatangkan dari Jakarta,” ujar Andang.
Satu orang pengajar untuk satu orang anak. Dan, kini jumlah anak yang diterapi ada 68 orang anak.
"Dalam satu anak diajar oleh satu orang guru dalam satu ruangan. Satu kali mengajar selama 1,5 jam dan dalam satu hari ada empat gelombang," ucapnya.
Baca: Reaksi Rio Dewanto Atas Kebohongan Ibu Mertuanya, Ratna Sarumpaet, #SaveRioDewanto
Baca: Jadwal Lengkap Piala AFC U-19 (Piala Asia U-19) : Timnas U-19 Indonesia vs Taiwan
Baca: Jadwal Piala Asia U-19 2018 - Kans Timnas U-19 Indonesia Balas Kekalahan Timnas U-16 dari Australia
Untuk anak-anak yang diterapi mulai umur 17 bulan sampai umur 15 tahun. Rata-rata orangtua yang membawa anaknya ke Pondok Terapi Autisma Anak Manis merasa puas dengan perkembangan selama diterapi.
Anak-anak yang belajar di Pondok Terapi Autisma Anak Manis tidak saja dari Banjarmasin, tapi juga dari luar kota seperti Kotabaru, Barabai, Banjarbaru, Martapura, Palangkaraya sampai Kaltim.
"Dari jumlah anak yang diterapi, 10 persen di antaranya adalah anak yang tidak mampu. Mereka tinggal di panti asuhan dan pihak pengelola Pondok Terapi Autisma Anak Manis tetap menerima mereka.
Tata laksana terapi disesuaikan kebutuhan dan kondisi masing-masing anak, meliputi seperti terapi behaviour, speeck, occupation serta terapi sensory integration.
Andang berujar, untuk melakukan terapi tidak boleh sembarangan. sebab metode-metode yang dilakukan terhadap anak-anak berstandar internasional,
Sejauh ini, sebut dia para orangtua yang menitipkan anaknya di Pondok Terapi Autisma merasa puas. Soalnya, lanjut dia, anak-anak yang belajar di sini mulai dari nol sampai bisa berbicara, bahkan sampai bisa belajar membaca dan menulis.
“Mereka tidak hanya diterapi saja tapi juga diajari membaca dan menulis, layaknya belajar di bangku sekolah,” imbuhnya.
Baca: Anggota DPRD Kota Banjarmasin dari PAN Ini Kuras Tabungan dan Jual Rumah di Pileg 2014
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Instansi Ini Sepi Peminat Padahal Gajinya di Atas 10 Juta
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id Diperpanjang, Ini Alasan BKN Beri Waktu Hingga 15 Oktober
Siti Asmah, sudah sekitar 8 tahun membawa cucunya, M Hebeini Khatami (Eji) ikut di Pondok Terapi Autisma Anak Manis. Eji kini usianya sudah menginjak 14 tahun. Warga Jalan Panglima Batur, Kompleks Pinus, Kota Banjarbaru, ini sejak tahun 2008 bolak-balik membawa cucunya ke terapi Pondok Terapi Autisma.
"Dulu saat dia saya bawa ke sini belum bisa apa-apa. Setelah berjalan setahun, ada perkembangan dan sampai sekarang Eji (sang cucu) sudah bisa membaca dan menulis," jelas Siti Asmah.
Triana, pengajar yang sudah 17 tahun melakukan terapi sudah biasa menghadapi berbagai karakter anak maupun tingkah lakunya. "Kita harus belajar dari karakter mereka. Mereka belajar harus dalam keadaan duduk," katanya.
Masniah yang juga sudah 17 tahun mengajar, memaklumi tingkah laku anak yang dia hadapi. Mengajar di sini ada suka dan dukanya.
Kata Andang, semua gaji yang diterima guru pengajar sesuai UMR. Mereka juga dapat asuransi, tunjangan hari tua, serta BPJS kelas 1.
Kini Intiwiwati sebagai Kepala Sekolah Pondok Terapi Autisma Anak Manis, sedangkan Andang Perwirahadi sebagai pemilik terapi. (banjarmasinpsot.co.id/jumadi)