Berita Banjarmasin
NEWS VIDEO : Peluncuran dan Seminar Buku Busana Pengantin Adat Banjar Pakem
Busana adat adalah identitas suatu daerah, sebab itu jangan sampai busana adat terutama busana pengantin berubah bentuknya.
Penulis: Salmah | Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Busana adat adalah identitas suatu daerah, sebab itu jangan sampai busana adat terutama busana pengantin berubah bentuknya.
Sebab itulah Kawang yang dianugerahi gelar Astaprana atau pelestari budaya adat oleh Kesultanan Banjar, merasa bertanggungjawab untuk mempertahankan keaslian busana adat Banjar.
Melalui buku terbarunya tentang busana adat pengantin Banjar ia memaparkan sejarah busana adat Banjar, aksesoris, tata cara pemakaian, sehingga bisa menjadi tutorial bagi semua pihak.
Peluncuran dan seminar buku busana pengantin adat Banjar pakem itu digelar di Aula Kayuh Baimbai, Pemko Banjarmasin, Sabtu (20/10/2018).
Baca: Live Streaming Indosiar! Live Streaming Persib vs Persebaya Liga 1 2018 Mulai Pukul 18.30 Wib
Baca: Live Streaming Persib Bandung vs Persebaya, Dua Pilar Timnas Bergabung Energi Persib Bertambah
"Paling bersentuhan langsung dengan mempelai adalah para perias pengantin. Dengan adanya buku ini maka perias punya pedoman supaya jangan lepas dari pakem," ungkap Kawang.
Dalam buku dipaparkan tiga model busana adat Banjar yaitu Bagajah Gamuling yang diciptakan abad 15, kemudian Baamur Galung Pancarmatari abad 17-18 dan terakhir Bajukun Galung Pacinan yang merupakan kombinasi budaya Cina dan Arab.
Buku yang isinya berdasar acuan narasumber kompeten yatu Yuliani Djohansyah budayawan senior itu harapannya juga bisa menjadi pengetahuan generasi muda agar mengerti warisan budaya.
"Nenek moyang kita menggali budaya masing-masing daerahnya, sehingga satu sama lain punya kekhasan, termasuk Kalsel. Makanya janganlah busana adat pengantin Banjar keluar pakem, seperti sekarang ada atasannya bermahkota Banjar tapi bawahannya ala barat macam mermaid atau barbie," ungkapnya.
Baca: Live Streaming Persib Vs Persebaya Liga 1 - Agung dan Aqil Savik Minta Doa Restu Ibu Sebelum Berlaga
Baca: Jelang Laga Persib Vs Persebaya Liga 1 2018, Manajemen Batalkan Nonbar Bersama Bobotoh
Menurutnya kalau ingin busana adat Banjar dikreasi dengan busana komtemporer maka pijakannya jangan lepas hingga 80 persen. Hal ini akan hilang esensinya.
Hj Siti Wasilah, Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin mengatakan, budaya yang didokumentasikan Kawang Yoedha ini adalah catatan sejarah bagi generasi muda agar memahami budaya Banjar dalam pakaian pengantin.
"Melalui Yayasan Mandulang atau Menggapai Dunia Gemilang, teruslah sosialisasikan budaya ini. Bekerjasama dengan semua pihak termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata," pesannya.
(banjarmasinpost.co.id /salmah saurin)