Hari Sumpah Pemuda

Isi Teks Otentik Sumpah Pemuda dan 5 Fakta Hari Sumpah Pemuda 2018 ke 90

Isi Teks Otentik Sumpah Pemuda dan 5 Fakta Hari Sumpah Pemuda 2018 ke 90

Penulis: Noor Masrida | Editor: Restudia
TRIBUNKALTENG.com/jumadi
Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober di Kapuas, Senin (30/10/2017). 

Pada kongres tersebut, Yamin bertugas sebagai sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda.

Akan tetapi pada waktu itu, baik peristiwa maupun rumusan ikrar tersebut tak memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang.

Penyebutan istilah Sumpah Pemuda baru diberlakukan resmi sejak tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional. 

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat orasi pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di depan ribuan mahasiswa se Kalsel, di Lapangan Kayutangi, Sabtu (28/10/2017).
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat orasi pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di depan ribuan mahasiswa se Kalsel, di Lapangan Kayutangi, Sabtu (28/10/2017). (Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti)

3. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair

Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kaitan erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda karena pada hari itu lagu ini diperdengarkan untuk pertama kalinya di hadapan para peserta Kongres Pemuda II.

Lagu ini diciptakan dan dibawakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang dikenal sebagai WR Supratman.

Mengingat Kongres Pemuda II mendapat pengawasan ketat dari polisi Belanda, lagu ini akhirnya hanya dimainkan dengan instrumen biola tanpa menggunakan syair.

4. Para peserta Kongres Pemuda II justru masih menggunakan bahasa Belanda

Dalam rumusan Sumpah Pemuda terdapat pernyataan untuk menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Akan tetapi, selama berlangsungnya Kongres Pemuda II ternyata penggunaan bahasa Belanda masih mendominasi.

Misalnya, Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres tersebut dalam bahasa Belanda.

Tak hanya pembicara, para notulen rapat pun diketahui menulis catatan menggunakan bahasa Belanda.

Meskipun demikian, ada pula yang mahir berbahasa Melayu, yakni sang perumus ikrar Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin.
 

Teatrikal di MTsN 4 dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober
Teatrikal di MTsN 4 dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober (Banjarmasinpost.co.id/Elhami)

5. Dijaga ketat polisi Belanda dan peserta dilarang mengucap kata merdeka

Kongres Pemuda II memang berhasil digelar, namun bukan berarti penyelenggaraannya tak mendapat halangan dari penjajah Belanda yang menguasai Indonesia pada masa itu.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved