B Focus Economic
Motif Sasirangan Tak Lagi Monoton, Pengrajin ini Tak Tabu Bermain Motif Abstrak
Hal senada dikatakan pengrajin dan penjual sasirangan lainnya, Faridah, menurutnya perkembangan sasirangan semakin meningkat.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Hal senada dikatakan pengrajin dan penjual sasirangan lainnya, Faridah, menurutnya perkembangan sasirangan semakin meningkat.
"Kalau motif ada perkembangan, sebelumnya hanya monoton motif klasik, tapi saat ini sudah lebih modern dan terkesan abstrak," ujar pemilik Rose Sasirangan ini.
Ia menerangkan dari memola, merajut, mewarna, mencuci, hingga mengeringkan untuk satu potong kain bisa memakan waktu tiga hari.
"Kalau kami menggunakan banyak jenis kain, dari katun jepang, katun satin, semi sutra, polos, dan katun sutra," bebernya.
Soal harga ia menuturkan menjual kain sasirangan Rp 80 ribu sampai Rp 450 ribu per potong.
Baca: Tes CPNS 2018, BKD Batola Siapkan 70 Komputer, Lokasi Tes di SMAN 1 dan SMK1 Marabahan
Baca: Pengrajin Sasirangan Semakin Kreatif, Pewarna Alami Lebih Disukai Wisatawan Luar Daerah
Baca: Lokasi, Jadwal Tes SKD Pendaftaran CPNS 2018 Kemenag, Cetak Kartu Ujian di Sscn.bkn.go.id
Baca: Deryl Tak Sempat Merasakan Pekerjaan Pertamanya, Foto Sayap Pesawat Jadi Kenangan Terakhir
Pemasaran pun tidak hanya wilayah Kalsel, tapi juga dikirim ke Jakarta, Batam, Makasar, Bandung, dan Malang.
Hal ini lantaran pemasaran juga melalui media sosial.
Soal omzet per bulan ia bisa menghasilkan Rp 30 hingga Rp 40 juta.
"Kalau ada event besar di Kalsel seperti Hari Pangan Sedunia (HPS) kemarin, penjualan semakin meningkat," tandasnya.
Sedangkan menurut Ketua RT 6 Fauzi Bahasuan, perkembangan sasirangan saat ini menurutnya menjadi salah satu motor penggerak ekonomi warga setempat.
"Alhamdulillah sasirangan semakin ada kemajuan, terbukti Kampoeng Sasirangan selalu ramai dikunjungi. Apalagi ada tamu undangan dari luar daerah, bis selalu berderet memadati di pinggir jalan," kata Fauzi.
Selain itu menurutnya banyak juga anak muda di tempatnya yang ikut menghasilkan uang melalui sasirangan.
"Banyak juga anak muda di sini yang menjahit, mewarna, hingga menyetrika," tandasnya.