Berita Regional
Mengenal Sosok Pendiri NU KH Bisri Syansuri yang Makamnya Dilangkahi Sandiaga Uno, Ini Kiprahnya
Mengenal Sosok Pendiri NU KH Bisri Syansuri yang Makamnya Dilangkahi Sandiaga Uno, Ini Kiprahnya
Pondok pesantren lantas berusaha membentengi santrinya dari pengaruh budaya yang dapat merusak akhlak.
Pembinaan akhlak santri ditanamkan bahkan sampai cara berpakaian pun para santri harus berbeda dengan penjajah dan pengikut-pengikutnya.
Seiring berjalannya waktu, pembinaan akhlak di pesantren semakin dapat dirasakan oleh masyarakat dan PP Mambaul Ma’arif semakin di kenal oleh masyarakat luas.
Pada 1923, KH Bisri Syansuri mendirikan madrasah salafiyah yang pelajarannya dikhususkan pada pelajaran agama.
Pendidikannya berlangsung selama enam tahun dengan nama Madrasah Mabai’ul Huda.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1930, madrasah putri akhirnya didirikan dengan menyediakan empat kelas, meski pada awalnya sempat mendapat kritikan dari masyarakat.
Sejak tahun 1930, Pesantren Mambaul Ma’arif beserta madrasahnya semakin maju dan tenar.
Sepak Terjang di Luar Dunia Pendidikan
Selain aktif di bidang pendidikan, KH Bisri Syansuri juga masuk ke ranah politik dan ikut melawan penjajah.
Pada masa penjajahan Jepang, KH Bisri Syansuri terlibat dalam pertahanan negara. Dia menjabat sebagai Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya.
Sementara itu, pada masa kemerdekaan, KH Bisri Syansuri pernah bergabung dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Ia juga menjadi anggota Dewan Konstituante tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum tahun 1971
Ketika NU bergabung degan Partai Persatuan Pembangunan, KH Bisri Syansuri pernah menduduki jabatan ketua Majelis Syuro. Ia juga terpilih menjadi anggota DPR sampai tahun 1980.
Rais 'Aam Nahdlatul Ulama
Bila anggota organisasi lain biasanya saling berebut untuk menempati posisi pemimpin, beda halnya dengan KH Bistri.