Berita Banjarmasin

Terapi Al Fasdhu, Mikaila Sempat Menangis, Setelah Keluar Lendir Merah, Balita ini pun Tenang

Walaupun menangis, seorang anak tetap menurut saat diminta untuk membuka mulutnya oleh terapis yang mengobati amandel di pangkal tenggorokannya.

Penulis: Salmah | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/salmah
salah satu pasien Pengobatan Tradisional Al Fashdu yang melayani pengobatan di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin mulai Senin (26/11) hingga Kamis (29/11). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Walaupun menangis, seorang anak tetap menurut saat diminta untuk membuka mulutnya oleh terapis yang mengobati amandel di pangkal tenggorokannya.

H Rodjikhi, sang terapis, memasukan jari tangannya ke mulut si anak, sesaat kemudian disuruhnya muntah dan seketika keluar lendir berwana merah.

Semula anak berusia sekitar 4 tahun itu memang menangis, namun tak berapa lama ia diam seperti tidak lagi merasakan sakit.

Anak bernama Nur Mikaila Azizah yang sakit amandel itu warga Landasan Ulin, Banjarbaru.

Ia salah satu pasien Pengobatan Tradisional Al Fashdu yang melayani pengobatan di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin mulai Senin (26/11) hingga Kamis (29/11).

Sang ayah, M Edi Saputra, mengatakan, sakit amandel diderita anaknya itu adalah penyakit keturunan.

Setelah ada info Pengobatan al Fasdhu, ia bawa sang anak berobat.

Baca: Penampakan Lamborghini Seharga Rp 5 Miliar Nyungsep di Pinggir Tol Solo-Sragen, Inikah Penyebabnya?

Baca: Akrabnya Maia Estianty Foto Bareng Bella Hadid, Sampai Cium Pipi dan Doakan Bella

Baca: Jadwal, Daftar Nama 554 Peserta Tambahan & Lokasi Tes SKD CPNS 2018 Kemenristekdikti Susulan

Baca: Kisah Presiden Jokowi yang Coba Damaikan Amerika dan China dari Pagi Hingga Siang di KTT APEC

"Sebelumnya, jika amandelnya kumat, maka badannya panas, sakit menelan, hingga badan kurus karena sulit makan," ungkap Edi yang tidak tega jika anak balitanya itu harus menjalani operasi.

Aping Wijaya, pemilik rumah makan di Banjarmasin, menyatakan, setiap dibuka Pengobatan Al Fasdhu di Banjarmasin, ia pastikan selalu ikut.

"Saya memiliki riwayat darah tinggi, makanya dulu saat pertama kali mencoba ternyata kondisi fisik lebih nyaman dan tubuh terasa lebih ringan," kata Aping.

Biasanya saat pengobatan, Aping melakukan terapis di kedua kakinya dan ia pun selalu merasa lebih segar dari sebelumnya.

Sedangkan Nani, warga Hadil Bhakti mengaku, baru pertama kali merasakan pengobatan alternatif ini yang diketahuinya dari teman yang sudah pernah berobat.

"Saya bersama suami langsung mencoba. Mudahan kolesterol dan darah tinggi saya bisa teratasi. Sedangkan suami saya berobat polip," tukasnya.

Atak, panitia pelaksana Pengobatan Al Fashdu, mengatakan, banyak pasien datang untuk mengikuti terapi yang berlangsung selama 4 hari dan terbuka untuk umum ini.

"Silakan datang masih ada kesempatan hingga hari Kamis," tawarnya.

Pada Rabu (28/11) pengobatan mulai pukul 10.00 Wita sampai Maghrib.
Hari terakhir Kamis (29/11) akan dibuka mulai pukul 09.30 Wita sampai pukul 12.30 Wita.

Terapi Al Fashdu H Rodjikhi bin Kusen asal Tenggerang ini, bisa menyembuhkan berbagai penyakit antara lain darah tinggi, diabetes, amandel, benjolan berlemak, dan peyumbatan pada darah dan berbagai penyakit lainnya.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved