Reuni Akbar PA 212
Massa Mulai Berdatangan di Acara Reuni Akbar 212 di Monas, Ini Pro & Kontra Kegiatan PA 212
Massa Mulai Berdatangan di Acara Reuni Akbar 212 di Monas, Ini Pro & Kontra Kegiatan PA 212
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sejumlah massa dari sejumlah daerah di antaranya di Tasikmalaya, Ciamis, Bogor, dan beberapa lokasi lainnya mulai berdatangan di Monas untuk mengikuti reuni akbar persaudaraan alumni (PA ) 212, Minggu (2/12).
Rombongan massa dari berbagai daerah mulai berangkat menuju Jakarta untuk hadir di acara Reuni Akbar 212 digelar di Monas
Terkait reuni tersebut, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau agar warganya tidak turut serta menghadiri acara Reuni Akbar 212 di Monas.
Dikutip dari Kompas.com, Soekarwo menjelaskan bahwa aspirasi dan pesan bisa disampaikan warga melalui media sosial tanpa harus menghadiri kegiatan Reuni Akbar 212 tersebut secara langsung.
Baca: Hasil Pengumuman Tes SKD CPNS 2018 & Jadwal Tes SKB BKN Usai Cek Link di sscn.bkn.go.id
Baca: Live Streaming TVOne! Jadwal Siaran Langsung TVOne Deontay Wilder vs Tyson Fury Minggu (2/12)
Baca: Hasil Akhir Fiorentina vs Juventus Liga Italia 2018, Skor 0-3, Ronaldo Cetak Gol dan Jadi Top Skor
Baca: Hasil Akhir Real Madrid vs Valencia Liga Spanyol 2018, Skor 2-0, Serangan Balik Efektif Los Blancos
Baca: Hasil Akhir Southampton vs Manchester United Liga Inggris 2018, Skor 2-2, Romelu Lukaku Cetak Gol!
"Yang penting kan pesannya sampai, tidak usah berangkat ke Jakarta, itu tidak mengurangi nilai demokrasi," kata Soekarwo seusai melantik Pemprov Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (30/11/2018).
Akan tetapi Soekarwo membantah jika imbauan yang dijelaskannya mengandung unsur politik.
Ia hanya mengaku bahwa khawatir dengan warganya yang akan berangkat ke Jakarta
"Nanti transportasinya bagaimana, makannya bagaimana, menginapnya bagaimana, kan repot," ucapnya.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Syafei.
Rachmat Syafei mengungkapkan jika kegiatan tersebut sudah melenceng dari tujuan utamanya.
"Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatannya sudah melenceng ke arah politik," kata Rachmat Syafei, Rabu (28/11/2018).
Rachmat kemudian menjelaskan bahwa kegiatan awal 212 yakni karena munculnya peristiwa penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dikenal sebagai Ahok saat melakukan pidatonya.
Baca: Habib Rizieq Shihab Dipastikan Hadir di Reuni Akbar PA 212, Ketua GNPF Ulama : Habib Akan Pidato
Baca: Reaksi Eks Pengacara Habib Rizieq Saat Aksi Tandingan Reuni Akbar PA 212 Ditunda, Kapitra Legowo?
Terkait peristiwa tersebut, MUI juga telah mengeluarkan pendapat dan juga sikapnya sebagai perwakilan dari ulama.
Dari aksi tersebut, diketahui jika Ahok akhirnya dinyatakan bersalah dan sampai saat ini telah menjalani hukuman pidana.
Sehingga menurut Rachmat, seharusnya permasalahan tersebut telah selesai.
Rachmat juga menjelaskan bahwa banyak dari warga Jawa Barat yang kemudian menanyakan perihal reuni 212 yang akan digelar Desember mendatang.
"Jadi, banyak warga yang datang ke MUI Jabar, menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai. Jadi tidak ada esensinya lagi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," kata Rachmat, dikutip dari Kompas.com.
Rachmat lantas mengimbau agar masyarakat Jawa Barat tidak lagi terprovokasi dengan kegiatan reuni tersebut.
Baca: Prabowo Subianto Ditantang Buka-bukaan Harta Kekayaan Oleh PDIP Jelang Pilpres 2019
Baca: Peneliti Intelijen : Mayoritas yang Hadiri Reuni Akbar PA 212 Pendukung Prabowo di Pilpres 2019
Imbauan tersebut dimaksudkan oleh Rachmat untuk menjaga keutuhan NKRI.
"Ini semua kan demi NKRI. Di samping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan dan lain sebagainya," katanya.
Rachmat lantas meminta warga agar tidak lagi menyangkut pautkan kegiatan politik dengan isu keagamaan.
"Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tuturnya.
Senada dengan penuturan dari Rachmat Syafei, Sektretaris MUI, Rafani Achtyar juga menilai bahwa sudah tidak ada lagi esensi dari kegiatan reuni 212.
"Intinya memang sudah tidak ada lagi esensinya. Karena itu kami imbau masyarakat, umat, untuk memanfaatkan waktu bagi hal yang lebih produktif. Silakan saja di masjid menggelar majelis taklim, lakukan zikir bersama dan lain-lain untuk memohon keamanan, keselamatan di tahun politik ini," paparnya.
Disinggung soal kemungkinan ada warga yang tetap memaksakan diri untuk bergabung dalam kegiatan reuni tersebut, Rafani membenarkan jika memang hal tersebut benar terjadi.
Akan tetapi, Rafani memastikan, jumlahnya tidak akan banyak.
"Dari laporan di daerah, warga Jabar tidak akan terlalu banyak yang berangkat ke acara itu (reuni 212). Tiap kabupaten/kota ada yang berangkat, tapi tidak signifikan jumlahnya," tandasnya.
Acara reuni akbar 212 yang digelar 2 Desember mendatang, akan diikuti setidaknya 4 juta orang.
Baca: Gubernur Ini Imbau Warganya Tak Berangkat ke Jakarta untuk Ikuti Reuni Akbar PA 212
Baca: Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Tawarkan 3 Langkah Atasi Korupsi di Indonesia Jelang Pilpres 2019
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Steering Comitte Reuni Akbar Mujahid 212, Ustaz Al Khaththat.
Al Khaththat juga mengatakan kepada massa yang ingin hadir, tidak perlu takut jika ada ancaman.
"Masyarakat tidak perlu takut datang ke Monas meskipun mendapatkan ancaman-ancaman," ujar Al Khaththat di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
Pada tahun lalu, dijelaskan oleh Al Khaththat bahwa ada 7 juta jamaah yang hadir.
"Jadi begini, di tahun 2017 yang 7 juta itu, kami tidak pernah memprediksi yang hadir itu berapa, sama halnya dengan yang 4 juta untuk tahun ini," imbuhnya, dilansir dari Tribunnews.com.
Al Khaththat mengatakan perhelatan ini merupakan nikmat Allah yang harus dirayakan.
"Kita berkumpul peringati persatuan umat pada 212 tahun 2016 lalu. Ini nikmat Allah 2 tahun lalu yang efeknya bisa kita rasakan," katanya.
Acara tersebut, dikatakan Al Khaththat, akan berlangsung pukul 03.00 WIB hingga 13.00 WIB dan berpusat di Monumen Nasional (Monas).
"Kita akan salat tahajud bersama, salat subuh berjamaah, dzikir, istighosah kubro, kemudian mendengarkan tausiah agama, serta menyaksikan bendera tauhid warna-warni dan bendera merah putih," katanya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pendukung Reuni Akbar 212 Berdatangan Pakai Kendaraan Bahkan Jalan Kaki