Pilpres 2019

Ma’ruf Amin Klaim Bantu Jokowi Unggul di Jabar & Banten dari Prabowo-Sandiaga Jelang Pilpres 2019

Ma’ruf Amin Klaim Bantu Jokowi Unggul di Jabar dan Banten dari Prabowo-Sandiaga Berdasar Hasil Survei

Editor: Royan Naimi
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, Maruf Amin, di Kota Balige, Tapanuli Utara, Jumat (5/10/2018). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Maruf Amin Klaim Bantu Jokowi Unggul di Jabar dan Banten dari Prabowo-Sandiaga Berdasar Hasil Survei.

KH Maruf Amin yang juga calon wakil presiden nomor urut 01 menyatakan itu sekaligus membantah pendapat yang menyatakan Ma’ruf tidak membantu elektabilitas signifikan pasanganya Joko Widodo atau Jokowi untuk Pilpres 2019.

Malah, Ma’ruf Amin yakni dia membantu Jokowi unggul di beberapa wilayh di Indonesia yang pada Pilpres 2014 lalu, calon presiden nomor urut 01 itu kalah, seperti Jawa Barat dan Banten.

"Saya sudah bekerja cukup baik ya. Yang saya bilang tadi, selama dua bulan ini saya masuk ke Jawa Timur, Jogjakarta. Bahkan ke NTB. Sekarang kami masuk ke Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menurut survei yang saya terima semuanya itu sudah dimenangkan kami meskipun tipis," ujar Ma'ruf ketika diwawancarai Rosiana Silalahi di Kompas TV, Kamis (20/12/2018) malam.

Baca: Penjelasan KH Maruf Amin Terkait Sakit yang Dideritanya Jelang Pilpres 2019

Baca: Respons Rocky Gerung Saat Akbar Faisal Mau Umbar Bukti Keburukannya di ILC TV One

Baca: Sifat Asli Istri Ahmad Dhani, Mulan Jameela Dibongkar Istri Denny Cagur

Baca: Kronologi Sebenarnya Penganiayaan Oleh Habib Bahar bin Smith versi Kuasa Hukumnya

Baca: Blak-blakan Via Vallen Soal Bayaran Endorse untuk Kosmetik Ilegal, Bedakah dengan Nella Kharisma?

Diketahui, pada Pilpres 2014 di Provinsi Banten, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla meraup 2.398.631 atau 42,90 persen suara.

Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa meraup 3.192.671 atau 57,10 persen suara.

Di Jawa Barat, Jokowi-JK juga kalah dengan meraup 9.530.315 atau 40,22 persen.

Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019 (tribunwow.com)

Sementara Prabowo-Hatta meraup 14.167.381 atau 59,78 persen suara.

Adapun di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah serta di DKI Jakarta, pasangan Jokowi-JK yang memenangkan suara.

Ma'ruf melanjutkan, keunggulannya kini di sejumlah daerah di mana pada Pilpres 2014 lalu Jokowi kalah, akan menjadi modal untuk semakin memperbesar jarak dengan Prabowo-Sandiaga.

"Sekarang ke depan bagaimana bisa memperbesar kemenangan tipis itu menjadi kemenangan yang besar. Masih ada waktu sekian bulan, saya kira akan kami lihat, saya yakin kemenangannya bukan sekadar menang. Tapi harus cukup besar," lanjut dia.

Meski demikian, Ma'ruf tetap menghormati pendapat yang mengatakan bahwa keberadaannya tetap tidak membawa dampak positif bagi peningkatan elektabilitas Jokowi dalam Pilpres 2019.

Menurut dia, boleh-boleh saja berpendapat demikian. "Ya itu boleh saja, namanya pendapat. Bisa saja. Tapi kalau saya, bagi saya yang penting saya bekerja. Dari bulan Oktober, November, saya berkeliling. Bertemu para ulama dan mereka memberikan sambutan yang luar biasa," ujar Ma'ruf.

Tangkal Isu PKI

Sementara itu, klarifikasi calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo- Ma'ruf Amin terhadap sejumlah isu miring dinilai sukses.

Isu Jokowi adalah PKI misalnya. Ma'ruf mengatakan, saat ini jumlah masyarakat yang percaya isu itu kian berkurang jumlahnya.

"Upaya-upaya menghilangkan isu itu saya kira sudah bergulir dan sudah banyak perubahan, di mana orang sudah mulai sadar. Di kalangan ulama juga sudah mulai banyak yang menyadari. Jadi berhasil," ujar Ma'ruf dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi di Kompas TV, Kamis (20/12/2018) malam.

Meski demikian, masih ada saja masyarakat yang tetap percaya dengan isu hoaks itu. Menurut Ma'ruf, hal itu disebabkan masih adanya pihak-pihak tertentu yang berpolitik dengan cara tidak beradab.

"Masih ada orang dengan kepentingan-kepentingan politik, karena ada kepentingan lain di dalam rangka menjadikan isu itu sebagai isu untuk memenangkan Pilpres, itu masih ada," lanjut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu.

 KH Maruf Amin.
KH Maruf Amin. (kompas.com)

Menurunnya jumlah orang yang percaya bahwa Jokowi adalah PKI, lanjut Ma'ruf, tidak hanya disebabkan oleh klarifikasi Jokowi sendiri.

Pengakuan La Nyalla Mattaliti, mantan tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bahwa ia adalah salah satu orang yang memproduksi hoaks itu pada Pilpres 2014, juga menjadi faktor kuat masyarakat menyadari bahwa isu itu hanya fitnah belaka.

La Nyalla, lanjut Ma'ruf, sudah bersilaturahim dengan dirinya. Mantan Ketua Umum PSSI itu meminta maaf atas perbuatannya dahulu.

Ma'ruf pun membukakan pintu maaf bagi La Nyalla. Menurut dia, yang terpenting, La Nyalla saat ini turut membantu memadamkan isu miring yang sempat ia hembuskan.

"Ya kalau orang minta maaf, ya dimaafkan. Bahwa dia dulu itu pernah menyebarkan isu itu dan sekarang berusaha bagaimana isu itu hilang atau bisa merubah image masyarakat bahwa Pak Jokowi bukan komunis, bukan PKI, bagus," ujar Ma'ruf.

Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak jelas kebenaran dan faktanya. Ia juga mengajak masyarakat Indonesia menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah agar terhindar dari konflik berkepanjangan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ma'ruf Amin: Ulama Sudah Banyak yang Sadar Isu Jokowi PKI Adalah Hoaks" dan judul:  "Bantah Gagal Dongkrak Elektabilitas Jokowi, Ma'ruf Amin Klaim Menangkan Jabar dan Banten

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved