Tradisi Unik Makan Batalam di Tabalong
Cara Warga Mengumpulkan Talam Berisi Menu, Ada yang Bawa Makanan Menggunakan Perahu
Kondisi geografis di Desa Bangkiling Raya, Kabupaten Tabalong, yang dibelah aliran Sungai Tabalong, juga menjadikan tradisi makan batalam menjadi unik
Penulis: Dony Usman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Kondisi geografis di Desa Bangkiling Raya, kecamatan Banualawas, Kabupaten Tabalong, yang dibelah aliran Sungai Tabalong, juga menjadikan tradisi makan batalam menjadi unik.
Ini karena cara mengumpulkan talam berisi menu makanan yang disumbangkan setiap warga ada menggunakan perahu kecil atau kelotok.
Terutama bagi warga yang berdiam di seberang sungai dari masjid desa yang menjadi lokasi puncak acara peringatan maulid.
Sehingga ketika proses pengumpulan talam berjalan maka di sungai desa akan banyak terlihat perahu kecil yang membawa talam berisi makanan.
Baca: Makanannya Disumbang Warga, Menunya Ternyata Sama Enaknya, Itik Panggang!
Baca: Satu Nampan Besar untuk Enam Orang, Dulunya Semua Talam Berbahan Kuningan
Baca: Makan Batalam, Tradisi Turun Temurun Nenek Moyang, Saingan Baayun Maulid Nabi Muhammad SAW

"Jadi talam berisi makanan dikumpulkan panitia dari warga, untuk yang di seberang sungai rata-rata menggunakan perahu," kata aparat Desa Bangkiling Raya, Dahli (52).
Semua talam itu kemudian dikumpulkan di tempat penampungan sebelum tiba saatnya dibagikan ke warga untuk disantap secara bersama-sama.

Jumlah KK Desa Bangkiling Raya mencapai 200 orang, maka talam yang terkumpul bisa lebih dari itu.Karena satu KK bisa saja menyumbangkan makanan di talam lebih dari satu.
Biasanya puncak acara dilakukan di masjid desa dengan jumlah yang hadir mencapai ratusan warga.(banjarmasinpost.co.id/dony usman)