Tradisi Unik Makan Batalam di Tabalong
Satu Nampan Besar untuk Enam Orang, Dulunya Semua Talam Berbahan Kuningan
Makam batalam dalam peringatan maulid, menjadi tradisi yang hingga kini terus ada di Kabupaten Tabalong.
Penulis: Dony Usman | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Makam batalam dalam peringatan maulid, menjadi tradisi yang hingga kini terus ada di Kabupaten Tabalong.
Seperti yang dilaksanakan di Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banualawas, Kabupaten Tabalong, beberapa saat bulan maulid kemarin.
Tradisi ini terbilang unik karena penyajian makanan dilakukan dengan menggunakan talam atau nampan yang berukuran besar.
Baca: Makan Batalam, Tradisi Turun Temurun Nenek Moyang, Saingan Baayun Maulid Nabi Muhammad SAW
Baca: Pasca Tsunami, Ifan Seventeen Trauma Dengar Sirene Ambulans dan Naik Panggung, Terasa Merinding!
Baca: Pasca Dinikahi Irwan Mussry, Maia Estianty Sebut Ada Kebahagiaan Sederhana Karena Hal Ini

"Dahulu talam yang digunakan semuanya berbahan kuningan," kata aparat Desa Bangkiling Raya, Dahli (52).
Saat ini karena talam berbahan kuningan sudah langka, maka kebanyakan masyarakat mengganti dengan talam berbahan seng.
Satu talam biasanya akan digunakan lima sampai enam orang secara bersamaan ketika tiba saatnya menyantap makanan.
Karena biasanya acara makan batalam ini menjadi acara puncak peringatan maulid di desa, maka ratusan talam yang akan digunakan. (banjarmasinpost.co.id/dony usman)