Ekonomi dan Bisnis
Asperindo Sampaikan Penolakan Kenaikan Tarif SMU, Terpaksa Sesuaikan Ongkos Kirim Konsumen
Ketua Asperindo Kalsel, H Achmad Suhanto megatakan pihaknya sudah menyampaikan keluhan dari anggota Asperindo Kalsel kepada Asperindo pusat.
Penulis: M Maulana | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), Kalimantan Selatan, gelar musyawarah terkait kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU) yang hasilnya disampaikan kepada DPP Asperindo.
Ketua Asperindo Kalsel, H Achmad Suhanto megatakan pihaknya sudah menyampaikan keluhan dari anggota Asperindo Kalsel kepada Asperindo pusat.
"Hasilnya sudah disampaikan ke pusat yang mana kami merasa keberatan dan mengharapkan tarif SMU ini bisa turun," kata Suhanto.
Setelah menyampaikan sikap keberatan, saat ini ketua DPP Asperindo menurutnya sedang lakukan komunikasi dengan Menteri Perhubungan Indonesia.
Baca: SEDANG BERLANGSUNG, Live Streaming Malaysia Masters 2019 Kamis (17/1) Ada Marcus/Kevin & Jojo Main
Baca: Dikabarkan Dekat dengan Naomi Zaskia, Ayah Rizky Febian Sule Curhat Tentang Pernikahan
Baca: Ivan Gunawan Terlibat Narkoba? Jalani Tes Urine, Terungkap Orang Dekatnya Diciduk Polres Metro
"Asperindo saat ini juga sudah menyampaikan surat penolakan kepada Presiden Jokowi atas kenaikan tarif SMU atau kargo udara oleh maskapai penerbangan," sebutnya.
Suhanto menyebutkan beberapa hal yang disampaikan kepada Presiden Indonesia di antaranya kenaikan tarif SMU secara sepihak berturut-turut dalam waktu yang dekat.
"Kami juga menyampaikan kenaikan tarif SMU memaksa kami menyesuaikan ongkos kirim kepada konsumen," imbuhnya.
Tak hanya itu, kenaikan SMU ini berdampak pada konsumen khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada pengiriman moda udara.
"UMKM jadi sulit mengirim, jadinya akan mempengaruhi ekonomi secara nasional, selain itu juga UMKM Kalsel saat ini sedang mulai bangkit, kalau tidak didukung biaya penerbangan yang murah maka bisa jatuh lagi," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/ Muhammad Maulana)
