Berita Tanahlaut
Manfaatkan Limbah Tandan Sawit, Dosen Poltek Tanahlaut Ini Bisa Menghasilkan Buah Pisang Berkualitas
Memanfaatkan limbah pertanian berupa tandan sawit, inovasi yang dilakukan seorang petani asal Tanahlaut (Tala) menghasilkan pupuk berkualitas.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARi - MEMANFAATKAN limbah pertanian berupa tandan sawit, inovasi yang dilakukan seorang petani asal Tanahlaut (Tala) menghasilkan pupuk berkualitas.
Awalnya Anton Kuswoyo tak puas dengan kualitas pupuk kandang yang dijual di pasaran. Dia pun berpikir untuk membuat pupuk sendiri. Ia yang memiliki lahan perkebunan pisang seluas 1,5 hektare di Tala inipun mantap untuk meracik pupuknya sendiri.
Namun bukan pupuk kimia atau pupuk kandang yang terbuat dari kotoran ternak melainkan pupuk organik yang terbuat dari limbah perkebunan dan limbah peternakan.
Limbah tandan buah sawit, jerami padi hingga tongkol jagung, kemudian Anton sulap menjadi pupuk organik yang dinilai lebih berkualitas dibanding pupuk kandang yang dijual di pasaran.
Baca: Beda Reaksi Jokowi & Anies Baswedan Ahok Bebas Besok, Jokowi Terserah Ahok, Anies Siap Layani
Baca: Ahok Basuki Tjahaja Purnama (BTP) Bebas Hari Ini, Aktivitas dalam Penjara yang Sulit Dilupakan Ahok
Baca: Live Streaming Basuki Tjahaja Purnama (BTP)/Ahok Bebas Dari Mako Brimob, Bripda Puput Nastiti Devi?
Baca: Uang Jajan Putra Maia Estianty, Dul Jaelani dari Irwan Mussry Terungkap, Sama dengan Ahmad Dhani?
Berbekal alat penggiling limbah yang juga ia buat sendiri, Anton mulai mencacah limbah menjadi potongan kecil agar mudah difermentasi. Petani pisang ini tak hanya memasukkan limbah perkebunan namun juga limbah ternak yaitu kotoran burung puyuh yang dianggap kualitasnya lebih baik dibandingkan kotoran lain.
"Kalau tak ada kotoran burung puyuh bisa kotoran ayam, karena di Pelaihari ini kan ada banyak peternakan ayam juga jadi mudah didapat," ujarnya, Rabu (23/1).
Dengan pupuk yang membuat sendiri petani yang memiliki sekitar 1.000 batang pohon pisang ini Gunung Keramaian, Pelaihari ini hasil perkebunan pisang miliknya sebutnya lebih cepat berbuah dan cepat besar.
"Saya beberapa kali beli pupuk kandang di pasaran tapi campurannya lebih banyak tanah jadi hasil pupuknya juga tidak memuaskan," jelasnya.
Tak hanya bisa dijadikan pupuk, hasil olahan limbah juga bisa dijadikan media tanam. Hal itu dikarenakan sebut Anton limbah yang dibuat menjadi pupuk organik bisa menetralkan PH tanah.
Kini pupuk organik buatan Anton yang juga dosen Politeknik Tanahlaut ini juga sudah dikemas dan diberi merek. Namun saat ini, sebutnya, hasil pupuk organik belum dikomersilkan.
Baca: Wawancara Ekslusif Tantowi Yahya, Dapat Tugas Khusus dari Jokowi Jinakkan Pendukung Papua Merdeka
Baca: Kecurigaan Asera Terbukti Anggota DPRD Kalteng Diciduk KPK, Minta Diperiksa Meski Pakai Sandal Jepit
Baca: Ancaman Gading Marten Pada Ibu Gempita, Gisella Anastasia Usai Resmi Bercerai Buat Fans Baper
Hasil olahan limbah buatan Anton kini ia beri nama Inovasi Media Tanam Organik (Imedita). "Khususnya buat sayuran pupuk organik ini sangat bagus," tambahnya.
Butuh waktu beberapa bulan terang Anton dirinya membuat inovasi ini. Mulai dari merangkai mesin hingga mencoba hasil pupuk.
Bagi Anton tak ada salahnya untuk mencoba dan membuat penelitian sendiri. Terlebih pupuk yang dibuat lebih aman karena tak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Rencananya, ujar Anton, ia akan mengusulkan hasil inovasi buatannya untuk mendapat dana sehingga dengan itu pupuk organik buatannya bisa dipasarkan dan berguna bagi masyarakat. "Kalau bisa dikomersilkan otomatis bisa menyerap tenaga kerja juga di masyarakat," tambahnya.(banjarmasinpost.co.id/milna sari)
