Liga Indonesia

Joko Driyono Merasa Disandera Atas Tudingan Vigit Waluyo Terkait Pengaturan Persija Juara Liga 1

Joko Driyono Merasa Disandera Atas Tudingan Vigit Waluyo Pengaturan Persija Jakarta dan PSS Sleman Juara Liga

Editor: Restudia
Tribunnews
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono saat jumpa pers di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Jumat (10/2/2017) FIFA dan PSSI melakukan pertemuan untuk membahas terkait National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau penyelesaian sengketa dengan pemain profesional. Super Ball/Feri Setiawan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, merasa disandera terkait pengkuan Vigit Waluyo dan kabar pencabutan gelar juara Liga 1 2018 yang diperoleh Persija Jakarta.

Sebelumnya Vigit Waluyo yang pernah menjabat sebagai Manajer Deltras Sidoarjo itu mengungkapkan bahwa gelar juara yang diraih oleh PSS Sleman (Liga 2 2018) dan Persija Jakarta telah diatur.

Pernyataan Joko Driyono terkait riuh kabar pencabutan gelar juara milik Persija tak lepas dari ungkapan salah satu tersangka pengaturan skor sepak bola Indonesia, Vigit Waluyo.

Hal ini lantas mendapatkan tanggapan negatif dari penggila bola yang ramai menyuarakan pencabutan gelar juara Macan Kemayoran.

Baca: Live Kompas TV! Jadwal & Live Streaming Semifinal Indonesia Masters Hari Ini Sabtu (26/1)

Baca: Baim Wong Cari Ibu Pedagang Pisang Usai Vlognya Bersama Paula Verhoeven Jadi Trending No 1 Youtube.

Baca: Reaksi Sophia Latjuba Ketahui Ariel NOAH Jalan Bareng Pevita Pearce, Luna Maya Ogah Dihubungkan

Baca: Reaksi Raffi Ahmad Kenang Masa Lalu Kala Bahas Masalah Billy Syahputra dan Kriss Hatta

Salah satu pihak yang juga bertanggung jawab terhadap rumor ini ialah PSSI federasi sepak bola Indonesia.

Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menilai bahwa pihaknya telah merasa disandera terhadap tudingan-tudingan tersebut.

"Sekali lagi semua tudingan (juara settingan) harus bisa dibuktikan. Tidak terpancing dengan sangkaan-sangkaan yang menyulitkan kami. Tersandera kami dari dugaan-dugaan itu," ucap Joko dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/1/2019).

Tak sampai disitu, Joko juga menjelaskan terkait posisinya di Persija Jakarta dalam tiga vtahun terakhir.

"Pada 2016, saya membantu Persija untuk transformasi. Tidak ada serupiah pun saya donasikan dan tidak ada serupiah pn sata ambil dari Persija, kecuali tekad tunggal mentransformasi Persija dari centralize ownership ke collective ownership. Profil Persija yang sehat dengan koorporasi ideal sebagai sebuah klub profesional,"

"Semoga tiga sampai lima tahun bisa terjadi. Ini sebagai catatan lain dalam penggalan hidup saya dalam sepak bola meskipun Persija bukan klub pertama yang saya tangani. Sebelumnya ada Arema, Persis Solo, dan Persiba Balikpapan. Saya sering mengatakan kasihan juga Persija. Seluruh pemain, ofisial, fans, dan publiknya yang bekerja keras seperti direduksi menjadi juara karena seorang Joko Driyono,"

"Saya mohon maaf sebesar-besarnya bila itu menjadi atribut yang disematkan untuk Persija," tutur Jokdri mengakhiri pembicaraan terkait cerita kariernya bersama Persija.

Diperiksa 11 Jam

PLT Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menjalani pemeriksaan dengan Satgas Antimafia Bola di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Joko Driyono dicecar sekitar 45 pertanyaan dalam tempo 11 jam oleh Satgas Antimafia Bola sejak pukul 11.00 hingga pukul 22.00 WIB.

Dia diperiksa sebagai saksi menyusul laporan mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, soal kasus pengaturan skor.

Hanya, Joko Driyono enggan melayani banyak pertanyaan wartawan yang sudah menunggunya di luar Ditreskrimum.

 "Lumayan lama sejak jam 11 sampai sekarang jam 10. Alhamdulillah saya telah tuntaskan proses ini saat dimintai keterangan sebagai saksi atas laporan yang disampaikan Ibu Lasmi," kata Joko Driyono.

"Saya dimintai keterangan, ada 45 pertanyaan mengenai struktur, fungsi, kewenangan, sistem manajemen yang ada di PSSI, kewenangan di Exco, Komite, Kesekjenan, prosedur tentang budgeting, pencairan uang, dan seterusnya," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, pria asal Ngawi itu menjawab secara diplomatis dengan menyatakan dukungannya terhadap pemberantasan pengaturan skor di jagat sepak bola Indonesia.

Begitu juga saat dimintai tanggapannya atas pemeriksaan tersangka pengaturan skor, Vigit Waluyo, yang dilakukan di Mapolda Jawa Timur, hari ini.

"Secara umum saya merasa ini bagus. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan menjadi referensi bagi kepolisian untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan terhadap proses yang dilakukan terdahulu, baik kepada terlapor dan saksi-saksi," tutur dia.

"Saya kira PSSI seperti yang saya sampaikan di awal, sangat support dan menghormati upaya kepolisian melalui satgas ini agar kita semua bersinergi dan memastikan sepak bola yang lebih baik di masa depan," tuturnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi soal uang sogokan sebesar 1.000 dolar Singapura kepada para voters untuk menjatuhkan Edy Rahmayadi, Joko Driyono bungkam.

Padahal anggota Exco PSSI, Gusti Randa, pernah menuturkan bahwa Joko Driyono ada dalam pertemuan para voters untuk menjatuhkan Edy Rahmayadi di Hotel Royal Kuningan, 3 hari sebelum Kongres PSSI.

Hal itu dikatakan Gusti Randa dalam acara talkshow Mata Najwa, Rabu (23/1/2019).

"Saya tidak tahu!" kata Joko Driyono sambil berlalu dan masuk ke mobil bersama Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.

Berita ini tayang di Bolasport

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved