Berita Banjarmasin
Berkat Program Olah Sampah, Ratna Wakili Indonesia Ikut Program YSEALI ke Amerika Serikat
Ratna mengaku ingin melanjutkan proyek pengabdian masyarakat yang pernah ia lakukan bersama rekannya selama pengalaman belajar lapangan di kampus dulu
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Sempat menyabet predikat sebagai lulusan terbaik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada Mei 2018 dengan nilai indeks prestasi kumulatif 4.00, Ratna Marta Sari bakal mewakili Indonesia ke Amerika Serikat pada 3 April hingga 8 Mei mendatang.
Ratna berangkat ke negeri Paman Sam, dalam rangka Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI). Di event ini Ratna mengangkat isu lingkungan yang ada di Kalimantan Selatan.
Ratna mengaku ingin melanjutkan proyek pengabdian masyarakat yang pernah ia lakukan bersama rekannya selama pengalaman belajar lapangan di kampus dulu.
Bahkan, proyek yang ia lakukan mendapat hibah dari Kemenristekdikti di 2018. Proyek ini bernama Tongsis bung-bungpah (Tong Sampah Inovative sebagai sarana Nabung-Nabung Sampah) yang juga terintegrasi dalam program zero wasting but surplus.
Baca: Niat Syahrini Berhijab Usai Dinikahi Reino Barack Eks Luna Maya, Curhatannya Pada Ustadz Abdul Somad
Baca: Hasil Tes PPPK Diumumkan 1 Maret, Mengabdi Jadi Guru Honor Hj Norliyah Rela Digaji Rp 75 ribu
Baca: Deretan Foto & Video Pernikahan Syahrini dan Reino Barack di Masjid Camii, Ada Politisi & Pengusaha
Dibeberkannya, program ini berupaya membangun masyarakat di desa. Project ini pernah dilakukannya di Desa Kelampaian Ilir, Kabupaten Banjar.
Menurutnya, proyek ini dapat menjadikan sampah sebagai barang bernilai guna. Entah dibuat menjadi pupuk untuk hydroponic atau sebagai kerajinan tangan.
Mengapa ia ingin melanjutkan proyek ini? Rupanya Ratna mengambil isu lingkungan atau environment and natural resources management issues dalam program yang mengantarkan ke Amerika.
Sebenarnya ada tiga isu yang ditawarkan dalam program YSEALI, namun Ratna mengambil isu lingkungan. Dua isu lainnya, yakni civic engagement, environment and natural resources management serta entrepreneurship and economic development.
“Proyek yang saat ini saya laksanakan melanjutkan proyek saya saat di kampus dan diterapkan di Komunitas Arsa Kalsel melalui pendidikan peduli lingkungan. Proyek ini merupakan upaya pengurangan sampah dan pelatihan pembuatan sampah menjadi barang bernilai guna,” katanya.
Proyek pengurangan sampah ini dilakukannya melalui beberapa sarana, mulai dari dongeng, permainan tradisional, yang diselenggarakan di program Komunitas Arsa Kalsel yaitu Banua Sehat Berbagi dan Sharing and Safe Educating.
“Sasaran program ini adalah anak-anak dan masyarakat di daerah-daerah pelosok Kalimantan Selatan agar mereka dapat menjadi generasi penggerak dan penggerus perubahan di Banua,” katanya.
Baca: Pengakuan Pengusaha Properti di Kalsel Sikapinya Adanya Adanya Mitos Rumah Tusuk Sate
Baca: Satpol PP Kota Banjarmasin Berburu Wanita Diduga PSK untuk Ditertibkan, Telusuri Area Perkotaan
Baca: Live Streaming Sidang Perdana Ratna Sarumpaet via Live iNEWS TV dan Metro TV, Atiqah Hasiholan Hadir
Untuk masuk program YSEALi ia harus menyisihkan 700 pendaftar untuk diambil 24 perwakilan se-Indonesia. Ratna mengaku mengikuti YSEALI karena terinspirasi dari seniornya yang terlebih dahulu mewakili Indonesia dalam program YSEALI. Sebelumnya ada M.Arie Syaban (Winter 2016), Niswi Ulfini (Spring 2018), dan Faisal Maulana (Fall 2018).
Untuk isu lingkungan hanya ada delapan orang yang lolos se-Indonesia dan ia satu-satunya dari Kalimantan Selatan. Empat orang akan belajar ke University of Montana, Missoula termasuk Ratna.
Sedangkan empat orang lainnya, akan belajar ke East West Center, Honululu, Hawaii.
Seleksinya sudah dilakukannya sejak 2018 lalu. Seleksi yang dilakukan pun meliputi seleksi administrasi termasuk proyek yang diusung. Setelah lolos, harus wawancara via skype.
“Yang mewawancara dari US Embassy Consulate Jakarta. Tentunya dengan belajar persoalan penanganan sampah di sana nanti akan saya terapkan di Kalimantan Selatan,” kata perempuan kelahiran Martapura, 26 Agustus 1996 ini.(banjarmasinpost.co.id/eka pertiwi)