OTT KPK di Jatim
Persoalan Romahurmuziy dengan Ustadz Abdul Somad dan Aa Gym Sebelum Kena OTT KPK di Jatim
Sebelum kena OTT KPK di Jawa Timur, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy ternyata punya masalah dengan Aa Gym hingga Ustadz Abdul Somad.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebelum kena OTT KPK di Jawa Timur, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy ternyata punya masalah dengan Aa Gym hingga Ustadz Abdul Somad.
Permasalahan terkait Pilpres 2019 muncul ke permukaan antara Romahurmuziy, Aa Gym hingga Ustadz Abdul Somad.
Romahurmuziy dituding memaksa agar Ustadz Abdul Somad dan Aa Gym netral di Pilpres 2019.
Kini, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy alias Romy ditangkap petugas KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi, Jawa Timur, Jumat (15/3/2019).
Baca: Dampak OTT KPK pada Ketum PPP Romahurmuziy bagi Koalisi Jokowi-Maruf Diungkap Jusuf Kalla
Baca: Sikap DPP PPP Soal Ketua Umumnya, Romahurmuziy (Romy) yang Kena OTT KPK di Jawa Timur
Baca: Kondisi 6 WNI dalam Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru yang Tewaskan 40 Orang
Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan Romahurmuziy terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan ( OTT), Jumat hari ini.
Namun, Agus Rahardjo belum mengungkapkan,Romahurmuziy ditangkap bersama siapa saja dan terkait kasus apa.
"Betul, ada giat KPK di Jatim. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh KPK bertempat di Polda Jatim," kata Agus Rahardjo saat dikonfirmasi.
Menurut Agus Rahardjo, KPK akan menentukan status pihak-pihak yang diamankan dalam waktu 1 x 24 jam.
"Tunggu konferensi pers lanjutan di KPK nanti malam atau besok pagi," katanya.
Ditangkap di Kantor Wilayah Kementerian Agama?
Seorang sumber yang enggan disebut identitasnya membenarkan bahwa pria yang akrab disapa Romy itu diciduk sekitar pukul 09.00 WIB di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sidoarjo.
"Dari sumber A1. Kejadiannya jam 09.00 di Kanwil Kementerian Agama Sidoarjo. Yang ditangkap Romy," ujarnya kepada wartawan sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com.
Namun hingga saat ini, pihak dari KPK belum mengeluarkan pernyataan terkait penangkapan Romy.
Diketahui, saat ini Romy tengah menjalani pemeriksaan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surabaya.
Pemeriksaan yang dilakukan KPK di Mapolda Jatim usai penangkapan, akan menentukan apakah pihak-pihak yang diamankan dalam OTT, bakal ditetapkan menjadi tersangka atau dilepas.
KPK memiliki waktu 1 x 24 jam usai penangkapan untuk memastikan status hukum pihak-pihak yang diamankan dalam OTT.
Persoalan dengan Aa Gym dan UAS
Sementara, beberapa hari sebelum ditangkap, Romy sempat jadi pembicaraan terkait kabar paksaan pada Ustadz Abdul Somad dan Pimpinan Darut Tauhid, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym agar netral di Pilpres 2019.
Namun, Aa Gym membantah dirinya mau tunduk dan mengikuti kemauan Ketua Umum PPP itu.
Terkait dengan video yang beredar yang disampaikan oleh Ketum PPP versi Romahurmuziy, Aa Gym tegas menjelaskan bahwa dia punya pilihan.
"Saya punya pilihan, saya tidak netral, ini datang dari hati nurani karena sedih melihat umat bertengkar," kata keterangan resmi Aa Gym, yang diunggah di YouTube, yang dikutip Warta Kota, Minggu (10/3/2019).
"Saya tidak netral sebagai mubaligh, saya punya pilihan.
Saya mendapatkan broadcast dan mendapatkan videonya bahwa Pak Romi mendekati UAS dan sudah pernah mendekati Aa Gym supaya bisa netral," ujarnya.
Romi adalah panggilan untuk Romahurmuziy, ketua Umum PPP.
Sekarang, kata Romi dalam keterangannya di berbagai media, Aa Gym sudah berubah postingannya.
"Semoga, dia tidak berkata begitu karena kalau dia berkata begitu, dia bohong.
Saya tidak pernah berkomunikasi tidak pernah menyatakan pernyataan seperti itu.
Saya tidak netral, saya punya pilihan, sebagai mubaligh melihat pilpres seperti ini, mengajak agar bisa menjalankan pilpres lebih damai, lebih sejuk, bersih, serta adil.
Jadi, ini datang dari hati nurani karena sedih apalagi lihat ulama beda pendapat dengan tajam lebih menyedihkan lagi.
Semoga, pernyataan ini menjadi klarifikasi tidak pernah menyampaikan hal-hal seperti yang disampaikan beliau.
Sebagai mubaligh, saya mengajak masyarakat untuk tetap akur menjaga ukhuwah.
Saya belum bertabayun kalau berkata begitu berarti dia bohong, saya tidak pernah berkomunikasi.
Saya sebagai WNI tidak netral, saya punya pilihan." Jelasnya.
Menurut Aa Gym, dia menjadi sedih kalau umat bertengkar dan makin sedih kalau ulama beda pendapat.
"Kalau Pak Romi, dalam brodcast yang saya terima, Ketua Umum PPP berkata bahwa dia telah menemui Aa Gym, sehingga Aa Gym jadi netral sebagai hasil lobinya, jelas itu pernyataan bohong," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Aa Gym menyatakan, senang ada santri Darut Tauhid yang jadi cawapres.
"Dia menyatakan, tenang, yang menentukan Allah SWT, tenang, kampanye tidak mengajak orang memilih dirinya.
Saya senang ada kampanye seperti ini, tidak memaksa orang memilih dirinya.
Saya suka sekali kampanye seperti ini, tidak agresif menyerang. Tidak menyuruh orang memilih dirinya.
Baru ini, kampanye berkualitas, memang sanggup mengurus negeri sebesar ini?
Kalau tidak ditolong oleh Allah SWT, mana sanggup," terangnya.
Aa Gym tidak menyebutkan nama cawapres yang dulu menjadi santri di Darut Tauhid, tapi diketahui orang yang dimaksudkan adalah Sandaga Salahuddin Uno.
Dalam kesempatan lainnya, Aa Gym dengan tegas menunjuk seorang kepala daerah di Jawa Barat, yang bukan bekerja, malah kampanye terus.
Menurut dia,kalau jadi kepala daerah berkhidmad untuk semua masyarakat bukan untuk pilihannya.
"Sudah jadi kepala daerah, gembar gembor pilihan pribadinya, sekarang, dia itu kan milik masyarakat suatu daerah.
Saya kurang simpati harusnya bekhidmad kepada masyarakat, bukan kepada pemilihnya, sudah ah jangan omong itu.
Sudah tidak usah omong polutak politik." ujarnya.
Sementara, pendakwah Ustadz Abdul Somad memberikan jawaban saat diminta untuk tak mempolitisir ceramah.
Hal ini diungkapkan Ustadz Abdul Somad yang juga akrab disapa UAS saat berceramah subuh di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Senin (4/3/2019) lalu.
Mulanya, UAS bercerita bahwa saat ini suhu politik tengah panas.
"Suhu politik panas, ingat 17 April semuanya selesai, tapi persatuan kita tetap akhir hayat akhir zaman, betul?," kata UAS yang dilansir oleh YouTube Tafaqquh video.
Abdul Somad lalu berceritanya sebelum mulai berceramah dirinya diminta untuk tak pakai simbol-simbol jari.
"Saya diminta berbagai macam. Ustaz nanti tolong kalau ceramah jangan pakai simbol-simbol jari," kata UAS.
Menanggapi permintaan itu, UAS lalu berkelakar.
"Makanya daritadi saya begini saja," kata UAS sambil menelungkupkan kelima jarinya.
UAS juga memberikan jawaban saat ia ditanya soal pilih jari satu atau dua.
"Ustaz jari satu apa jari dua? Jariku 10," kelakar UAS lagi.
"Jamaah sekarang sudah cerdas, jamaah sudah cerdas, jamaah tak bisa ditipu dengan baliho," tambahnya.
Lihat videonya 10.54:
Diketahui, nama UAS sering dibawa jelang pemilihan presiden dengan munculnya simbol jari dukungan politik saat UAS mengisi ceramah.
Seperti ceramahnya di Stadion GBLA, Bandung, Sabtu (26/1/2019) silam.
Dalam acara tersebut, berkali-kali kamera menangkap gambar jamaah yang mengacungkan salam dua jari.
Mereka mengacungkan jari telunjuk dan jempol, pose jari yang kerap dilambangkan sebagai pose untuk mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara, rekomentasi diberikan Ustadz Abdul Somad soal politikus yang layak dipilih dalam Pemilu 2019.
Ya, Ustadz Abdul Somad alias UAS menyebutkan calon anggota legislatif yang harus dipilih dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Menurut Ustadz Abdul Somad, wakil rakyat yang harus dipilih adalah calon dewan yang bersedia memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Kemudian seberapa besar komitmennya dalam membela agama Islam.
Kriteria itu yang harus dijadikan acuan umat Islam dalam menjatuhkan pilihan pada 17 April mendatang sehingga suara umat Islam yang begitu besar tidak sia-sia.
"Pilih calon dewan yang mau memperjuangkan agama, umat Islam," kata ustadz sejuta followers tersebut saat berceramah di Alun-Alun Kantor Bupati Aceh Singkil, Sabtu (9/3/2019) malam dikutip Serambi Indonesia.
UAS mengingatkan suara umat Islam jangan mubazir dengan diberikan suara kepada calon legislatif yang tak peduli umat.
Lalu umat Islam juga jangan golput, sebab sama halnya dengan memberikan kesempatan kepada calon legislatif yang tidak baik terpilih duduk sebagai wakil rakyat.
"Umat Islam ini cerdas. Jangan golput, suara umat Islam jangan mubazir dengan tidak diberikan kepada calon yang tidak memperjuangkan umat," ujarnya.
Di sisi lain ia mengingatkan jangan memilih politikus atau calon DPR yang memberikan uang.
Namun bila ada yang memberikan uang, UAS menyarankan disumbangkan untuk pembangunan menara masjid Baitusshalihin Pulau Sarok, Singkil, Aceh Singkil.
Saran Ustadz Somad itu disampaikan setelah mendengar panitia yang mengundanngnya ceramah sedang membangun menara masjid.
"Kalau dikasih uang seratus ribu mau disumbangkan untuk pembangunan menara masjid Baitusshalihin?" tanya UAS dijawab mau oleh jamaah yang hadir.
Jawaban Rommy
Melalui akun instagramnya, Romi menjawab statment yang dilontarkan oleh Aa Gym.
Hal itu sekaligus sebagai bentuk klarifikasi pada pemberitaan seputar dia dan Aa Gym.
Seperti dikutip Banjarmasinpost.co.id dari akun instagram @romahurmuziy, Selasa (12/3/2019).
"Saya tidak pernah melakukan pendekatan kepada @aagym dalam rangka pilpres untuk bersikap mendukung salah satu paslon atau netral, maka kalau ada statemen seperti itu tentu itu tidak benar atau hoax," kata Rommy.
Rommy juga membenarkan dia pernah bertemu dengan Aa Gym 2-3 tahun yang lalu. Saat itu tidak ada membicarakan Pilpres 2019.
Dia juga ditanya wartawan terkait sikap Aa Gym setelah pertemuan tersebut, pengakuan Ketua Umum PPP itu hanya menjawab standar dan normatif.
"Kalau ada hal-hal yang lebih daripada itu, itu sudah di luar statement saya. Semoga ini cukup menjadi sarana #tabayyun agar jangan sampai kita terprovokasi oleh berita yang tidak benar," ungkapnya.
Berikut klarifikasi Rommy lewat instagram:
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Inilah Masalah Romahurmuziy dengan Aa Gym hingga Ustadz Abdul Somad Sebelum Ditangkap KPK,